Lihat ke Halaman Asli

Senja Menutup Cahaya

Diperbarui: 13 Januari 2024   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja tiba dalam gemuruh kesedihan,
Seakan langit merenung dalam kegundahan.
Bayang malam memeluk sendu,
Membawa rasa yang terombang-ambing.

Daun-daun berguguran, tersedu,
Sesuai irama perasaan yang melukai.
Kegundahan menari di dalam bayang-bayang,
Seiring senja meresap dalam batin yang terhempas.

Beban yang terasa tanpa henti,
Seperti batu besar di dada yang tergeletak.
Kesedihan menyelinap dalam setiap hembusan angin,
Merangkul hati yang rapuh dalam senja yang mendung.

Langit senja berwarna kelabu,
Seolah mencerminkan warna perasaan yang buram.
Ketika matahari bersembunyi, sendu pun merajai,
Menghiasi dunia dengan kepiluan yang menyesak.

Di antara riak-riak air mata langit,
Kesedihan menciptakan lukisan abstrak.
Detak hati mengiringi langkah-langkah resah,
Membawa kegundahan menuju malam yang hening.

Dalam senja kegundahan, kita bertemu,
Membawa luka yang terabaikan oleh waktu.
Namun, di sini juga, kita menemukan keindahan,
Dalam ketulusan kesedihan, ada kekuatan yang terpendam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline