Lihat ke Halaman Asli

Pedal Tiga Roda

Diperbarui: 30 Desember 2023   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pedal Tiga Roda

Hari itu, di pinggiran kota kecil, hidup seorang tukang becak bernama Surya. Ia mengayuh pedal tiga roda setiap pagi dan sore, mengarungi jalan-jalan kota dengan semangat yang tiada henti. Di balik setiap ayunan pedal, terdapat kisah hidup yang sarat realita.

Surya bukanlah pria muda lagi. Rambutnya yang sudah memutih dan keriput di wajahnya menceritakan cerita panjang perjalanan hidupnya. Kehidupan sebagai tukang becak bukanlah pilihan pertama Surya, tetapi satu-satunya jalan yang membawanya menyusuri lika-liku kehidupan.

Pagi itu, sinar matahari masih setengah tersembunyi di balik bangunan-bangunan kota. Surya bersiap-siap dengan becaknya yang setia menemani setiap langkahnya. Di hadapannya, serangkaian perjalanan menanti, sementara di belakangnya terbentang jejak cerita yang ditinggalkan.

Setiap tarikan pedal membawa Surya melewati pasar tradisional yang ramai. Bau rempah-rempah dan suara tawar-menawar pedagang menjadi saksi bisu rutinitas harian tukang becak. Di setiap sudut jalan, Surya menyapa dengan senyuman dan ramahnya yang khas.

Tak jarang, becak Surya diisi oleh penumpang-penumpang setia. Ada Ibu Ida, seorang nenek yang berbelanja di pasar, yang selalu bercerita tentang kejayaan masa lampau. Ada pula Ani, seorang pelajar yang setia mengayuh becaknya setiap pagi untuk pergi ke sekolah. Mereka bukan hanya penumpang, tetapi juga teman seiring perjalanan.

Namun, di balik senyumnya yang hangat, Surya menyembunyikan beban yang tak banyak orang ketahui. Ia terkadang menghadapi sulitnya bersaing dengan transportasi modern yang semakin menjamur. Meski begitu, Surya tetap setia pada pedal tiga rodanya, sebagai simbol keteguhan hati dan semangat menghadapi tantangan.

Malam menjelang, ketika kota perlahan meredup, Surya masih setia berkeliling. Di tengah keheningan malam, ia merenung di bawah gemerlap lampu jalan. Becaknya yang simpel mungkin tidak secepat motor atau nyaman seperti mobil, tetapi ia tetap setia menjadi bagian dari kehidupan kota.

Di setiap tarikan pedal tiga roda, terdapat pelajaran tentang keuletan, kejujuran, dan keikhlasan. Pedal tiga roda bukan hanya sarana untuk mencari nafkah, melainkan pula alat untuk menyampaikan cerita-cerita kehidupan. Surya, sang tukang becak, mungkin hanya satu dari banyak tukang becak di kota kecil itu, namun ia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kota dan masyarakatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline