Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Orang yang Tak Tahu Merasa Paling Tahu?

Diperbarui: 16 Desember 2023   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

amanat.id

Pada tahun 1995, seorang perampok bernama McArthur Wheeler ditangkap oleh polisi setelah merampok dua bank di Pittsburgh. Reaksinya yang bingung terhadap penangkapan itu tidak hanya memikat perhatian publik tetapi juga memicu penelitian serius oleh David Dunning dan Justin Kruger terhadap fenomena psikologis yang kemudian dikenal sebagai "Efek Dunning-Kruger."

Wheeler, dalam upaya untuk menyembunyikan identitasnya, mengoleskan wajahnya dengan jus lemon. Keyakinannya bahwa jus lemon bisa membuatnya tidak terlihat oleh kamera menimbulkan rasa penasaran para peneliti.

Dalam studi mereka tahun 1999 yang berjudul "Unskilled and Unaware of It," Dunning dan Kruger menguji sekelompok individu dalam tata bahasa, humor, dan logika. Hasilnya menunjukkan bahwa orang dengan pengetahuan minimal sering merasa terlalu percaya diri dalam kemampuan mereka, meskipun ada bukti sebaliknya.

Efek Dunning-Kruger, diilustrasikan dalam grafik, menggambarkan paradoks yang menarik. Ketika seseorang memiliki sedikit pengetahuan, kepercayaan diri mereka melonjak tinggi. Namun, seiring peningkatan pengetahuan mereka, kepercayaan diri mereka menurun sebelum akhirnya kembali meningkat seiring dengan pemahaman yang lebih baik.

Fenomena ini mencerminkan ketidakmampuan individu yang kurang berpengetahuan untuk menilai kemampuan mereka dengan akurat. Dunning dan Kruger menemukan bahwa semakin sedikit seseorang tahu tentang suatu subjek, semakin rendah kemampuan metakognitif mereka seputar subjek itu. Metakognitif adalah kesadaran akan proses berpikir itu sendiri. Cara otak menilai dirinya sendiri.

Bukan hanya dalam penilaian diri dalam humor atau tata bahasa, tetapi Dunning-Kruger Effect juga berlaku dalam pengetahuan keuangan, matematika, dan kecerdasan emosional. Orang cenderung meremehkan kompleksitas suatu subjek dan melebih-lebihkan pemahaman mereka.

Menariknya, Efek Dunning-Kruger, meskipun sering dianggap sebagai hambatan, juga dapat berfungsi sebagai dorongan awal untuk mengambil langkah pertama tanpa beban pengetahuan yang membatasi. Namun, tantangannya terletak pada pengakuan bahwa langkah pertama hanya awal dari perjalanan pembelajaran yang panjang.

Artikel ini berfungsi sebagai pengingat untuk tidak terlalu terpaku pada kepercayaan diri yang terlalu tinggi tetapi terus berusaha untuk memahami dan meningkatkan diri. Membandingkan diri dengan orang lain dapat menjadi alat evaluasi yang efektif, asalkan dilakukan dengan bijak dan terbuka terhadap umpan balik dan kritik.

Jadi, mari akui Efek Dunning-Kruger dan gunakan kesadaran akan ketidakmampuan sebagai dorongan untuk pembelajaran yang berkelanjutan daripada sebagai dinding yang menghambat peningkatan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline