Lihat ke Halaman Asli

Toxic Masculinity: Understanding, Addressing, and Overcoming Harmful Gender Norms

Diperbarui: 6 November 2023   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://health.kompas.com/read/2011/04/18/10023096/~LifeStyle~FitnesInput sumber gambar

"Toxic masculinity" adalah istilah yang telah menjadi bagian penting dari percakapan tentang gender dan masyarakat saat ini. Artikel ini akan membahas konsep toxic masculinity, mengapa itu merugikan masyarakat, dan bagaimana kita dapat mengatasi dan mengatasi norma-norma gender yang merugikan ini.

Apa Itu Toxic Masculinity?

Toxic masculinity merujuk pada ekspektasi sosial yang mendefinisikan perilaku "maskulin" yang dapat berdampak negatif pada individu dan masyarakat. Ini mencakup ide-ide tentang dominasi, agresi, penolakan terhadap ekspresi emosi, dan norma-norma berbahaya terkait dengan apa yang dianggap sebagai "pria sejati."

Dampak Negatif Toxic Masculinity

Toxic masculinity memiliki banyak dampak negatif, termasuk:

  1. Kesehatan Mental: Memaksa pria untuk menahan emosi mereka dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka, menyebabkan depresi, kecemasan, dan isolasi.
  2. Kekerasan: Norma-norma maskulinitas yang toksik seringkali terkait dengan perilaku kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan berbasis gender.
  3. Diskriminasi Gender: Ini dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan membatasi pilihan individu berdasarkan jenis kelamin.
  4. Hambatan bagi Keberhasilan Pribadi: Mengharuskan pria untuk memenuhi ekspektasi tertentu dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkembang secara pribadi dan profesional.

Cara Mengatasi Toxic Masculinity

Mengatasi toxic masculinity adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih inklusif dan sehat. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:

  1. Pendidikan dan Kesadaran: Melalui pendidikan dan kesadaran, kita dapat membantu individu dan masyarakat memahami dampak negatif dari norma-norma maskulinitas yang toksik.
  2. Mendorong Ekspresi Emosi: Penting untuk mendukung pria dalam mengekspresikan emosi mereka tanpa takut dihakimi.
  3. Model Perilaku Positif: Peran model yang mempromosikan perilaku positif dan sehat adalah kunci untuk mengubah budaya.
  4. Pembicaraan Terbuka: Dengan membuka pembicaraan tentang gender dan maskulinitas, kita dapat menciptakan ruang bagi diskusi yang lebih sehat.

Mengubah Norma-Norma Gender: Menjadi Bagian dari Solusi

Mengatasi toxic masculinity adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Ini melibatkan semua orang, baik pria maupun perempuan, untuk bersama-sama berpartisipasi dalam mengubah norma-norma gender yang merugikan ini.

Kesimpulan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline