Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa Asistensi Mengajar FKIP UM Surabaya Menggerakkan Budaya Literasi

Diperbarui: 30 Desember 2022   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri 

SURABAYA-Asistensi Mengajar (AM) merupakan salah satu bentuk implementasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya. Program ini menjadi tantangan bagi mahasiswa dalam membantu sekolah mewujudkan sekolah yang berkemajuan, salah satunya yaitu mewujudkan sekolah yang responsif terhadap gerakan literasi. SMA Muhammadiyah 7 Surabaya yang berlokasi di jl. Sutorejo 98-100 Surabaya, sebagai salah satu tempat mahasiswa melakukan kegiatan Asistensi Mengajar merespon positif gerakan literasi sekolah (GLS). Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa AM untuk membantu SMA Muhammadiyah 7 Surabaya dalam menumbuhkan kecakapan literasi yaitu melalui pengelolaan mading dan perpustakaan sekolah. Dengan melakukan pengelolaan tersebut harapannya gerakan literasi sekolah ini dapat meningkatkan minat baca siswa.

Selama kurang lebih 4 bulan melaksanakan program Asistensi Mengajar, mahasiswa memulai dengan menentukan konten/karya apa saja yang akan di masukkan di dalam mading. Mading yang kosong dikelola menjadi dua jenis yaitu, mading informasi yang berisikan informasi perlombaan dan yang bersifat pengumuman serta mading pengetahuan yang berisikan produk/karya dari siswa-siswi pada pelajaran. Mading itu didekor sebaik mungkin agar siswa-siswi lebih tertarik membaca mading nantinya. Awalan ini menjadi suatu stimulus yang diberikan kepada siswa-siswi agar di kemudian hari mereka tidak membiarkan mading dalam keadaan kosong. “Dengan kami melakukan pengelolaan mading ini, harapannya siswa-siswi dapat menyempatkan waktu untuk menaruh perhatiannya di mading itu. Walaupun awalnya hanya sekedar singgah dan melihat, namun lama-kelamaan siswa-siswi akan penasaran dengan isi yang ada di mading tersebut sehingga akan timbul kebiasaan siswa-siswi untuk membaca, dan juga di mading tersebut kami menyediakan tempat untuk mereka dapat menampilkan produk/karya mereka sehingga ini dapat memotivasi mereka dalam mengisi mading.” Ujar ketua kelompok Asistensi Mengajar II SMA Muhammadiyah 7 Surabaya Andi Nurul Aisyah, saat dimintai keterangan tentang penerapan GLS melalui mading di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya, selasa 20/10/2022

Sama halnya dengan pengelolaan mading, pengelolaan perpustakaan yang ada di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya berupa penataan ulang melalui pembuatan katalog buku, penyediaan kartu peminjaman buku, hingga penataan tempat dan dekorisasi area baca sehingga terwujud area baca yang baik dan menarik. Hasilnya telah dapat dirasakan oleh para siswa dengan melihat animo siswa karena mulai banyaknya siswa yang berkunjung dan membaca di perpustakaan. Menurut Bu Rufiah, S.Pd, salah satu guru yang ada di SMA Muhammadiyah 7 Surabaya, sebenarnya program literasi sudah lama dicanangkan dalam mewujudkan sekolah yang responsif terhadap budaya membaca. Sebab kemampuan membaca dan berpikir kritis akan menjadi kunci bagi pendidikan yang baik. Dengan adanya pengelolaan mading dan perpustakaan ini semoga dapat membantu SMA Muhammadiyah 7 Surabaya dalam meningkatkan jumlah siswa-siswi yang memiliki minat baca tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline