Lihat ke Halaman Asli

Andini elisabethsiburian

Andini Elisabeth Siburian

Review Film: "Kolong Langit" | Wujud Nyata Garam dan Terang Dunia

Diperbarui: 28 Mei 2019   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : www.slideshare.net

Film ini menceritakan tentang orang-orang yang  memiliki karakter yang bervariasi di bawah langit . Orang-orang yang hidup di kolong langit, memiliki permasalahan yang tidak berksudahan,memiliki urusan masing-masing,dan memiliki sosok yang dapat meredakan masalah setiap orang yang dekat dengannya. Iya,Sony namanya. Sony, sosok pemuda yang memiliki jiwa yang baik,mengenal Tuhan dan menolong orang-orang yang ada disekitarnya.

Sony dipertemukan dengan tiga keluarga yang memiliki permasalahan masing-masing didalam keluarganya. Keluarga pertama,  seorang bos besar Sony yang memiliki kehidupan yang berlimpah,namun tidak adil dengan kedua anaknya. Sang ayah yang membandingkan anak keduanya dengan anak pertamanya,sehingga menimbulkan debat dengan isterinya dan anaknya. Keluarga kedua seorang pendeta yang memiliki isteri yang mengalami kurang perhatian dari suaminya yang mana seorang pendeta tersebut sangat total mempertanggungjawabkan profesinya dan memiliki banyak waktu untuk melayani jemaatnya, sehingga tidak memiliki waktu banyak untuk isterinya dan hal ini menimbulkan perdebatan di rumah mereka. Keluarga ketiga,  seorang cleaning service yang memiliki seorang isteri sebagai tukang cuci dikontrakannya dan memiliki anak yang memiliki penyakit gangguan pernapasan. Hidupnya yang serba kekurangan, ekonomi yang kurang sehingga selalu menimbulkan perdebatan dengan isterinya.

Kemudian Sony juga bertemu seorang gadis yang memiliki sebuah hubungan spesial dengan kekasihnya dan sudah cukup lama dengan berbagai tahap yang telah dialami. Namun ketika gadis itu mengetahui bahwa pria yang dicintainya menjalani Asmara dengan wanita lain menyebabkan pertengkaran yang hebat dan sigadis merasa putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Dari perjalanannya sebagai seorang yang suka menolong orang lain dan menjadi berkat bagi orang lain, Sony juga mengenal seorang anak-anak dipinggir jalan yang tidak memiliki tempat tinggal. Pilunya mereka dapat makan hanya dengan menunggu orang untuk memberi makanan kepada mereka. Ketika Sony melewati tempat itu Sony memberi makanan kepada anak-anak tersebut, Sony yang selalu menjadi tempat sandaran setiap orang yang ada di sekeliling nya,yang selalu melihat,memahami,dan mengamati setiap orang yang mendapat masalah didalam kehidupannya. Sony sosok pereda dan penenang bagi setiap orang yang memiliki masalah dan yang bercerita kepadanya.

Sebagai seorang manusia biasa,  tiba saatnya Sony dijemput ajalnya. Dia meninggal dengan cara yang tragis, dibunuh oleh orang yang tidak berkemanusiaan. Semasa Sony tinggal dibumi, dia telah menjadi wujud nyata menjadi garam dan terang dalam memberi yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan sandaran dan pertolongan.

Banyak nilai moral yang dapat diperoleh dari film ini, Menjadi sosok yang tegar seperti batu karang, yang tidak peduli seberapa banyak pengahasilan yang ia dapat namun seberapa banyak orang yang telah kita tolong di bumi ini dan menjadi berkat bagi setiap orang yang ada disekitar kita,berani menyatakan kebenaran dan penguatan bagi sesama. Menjadi berkat, garam dan terang dunia, itulah yang dilakukan Sony sepanjang hidupnya di kolong langit.

"Jangan hitung seberapa banyak waktu  yang telah habis kita lakukan untuk orang lain,namun hitunglah seberapa banyak waktu yang Tuhan percayakan untuk kita menjadi sandaran bagi orang yang membutuhkan kita" Andini Elisabeth Siburian




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline