Lihat ke Halaman Asli

Andini Harsono

Traveler - Blogger - Freelancer

Pertemuan

Diperbarui: 26 Oktober 2020   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Vitrani Rizal di sebuah sudut di Singapore

Januari 2019 -- Singapore

Cuaca mendung sore ini meneduhkan hatiku yang kelelahan bekerja sekian lama. Aku landing dengan selamat di terminal 2 Changi International Airport. Tidak ada sesiapapun yang menjemputku di pintu kedatangan. Tidak ada seorangpun yang menemani perjalananku kali ini ke Singapore. Ya, tujuanku ke sini adalah untuk menghilangkan penat bekerja dan tentunya kepenatan hati dengan masalah yang itu-itu saja. Kenapa Singapore? Alasanku sederhana, aku hanya ingin menikmati kota dengan kemudahan transportasi dan banyaknya taman-taman kota yang bisa memberi udara segar buatku.

Seperti biasa, setelah keluar Imigrasi, aku bergegas ke stasiun MRT yang berada di antara terminal 2 dan 3 bandara yang selalu sibuk ini. Karena aku sudah kesekian kali berkunjung ke sini, aku tinggal mengisi ulang kartu EzLink untuk keperluan naik semua transportasi yang ada di Singapore. Tak banyak aku top up, hanya SGD 20 saja untuk perjalananku selama 3 hari di sana.

Tanpa menunggu lama, MRT mengantarku menuju kota. Kali ini aku menginap di daerah Bencoolen -- Bugis. Sekitar pukul 16.30 aku tiba di hotel dan langsung check in. Rasanya tak ingin membuang waktu untuk berlama-lama di dalam kamar hotel. Setelah membersihkan diri, aku bergegas menikmati sore di Sentosa Island. Duduk-duduk menikmati semilir angin dan rintik hujan di pinggir dermaga sungguh amat menyenangkan. Aku ambil headset dan kuputar playlist favoritku sesekali aku buka kamera mengabadikan suasana saat ini. Oh Tuhan, terima kasih atas kesempatan ini. Cara mudah untuk melepaskan stress adalah me time ke tempat yang disukai, dan aku suka Singapore.

Menikmati sunset ditemani sederet kapal-kapal yang bersandar, suara burung, desiran angin, serta orang berlalu lalang merupakan kenikmatan yang sungguh tidak bisa aku gambarkan bagaimana rasanya. Aku mensyukuri kondisiku yang sekarang. Aku segera melepaskan apa yang menjadi ganjalan di hati dan di pikiranku. Aku menyembuhkan diriku sendiri agar lebih ringan melangkah. Iya, inilah waktunya.

Senja telah habis. Matahari sepenuhnya menghilang dan langit lama kelamaan berubah jadi hitam. Aku memutuskan untuk masuk ke Vivo City Mall untuk mengisi perut. Makanan khas Singapore yang aku incar. Mee Pok with Fishball Soup punyanya Encik Tan adalah menu yang pas malam ini. tanpa berpikir Panjang, aku segera memesannya dengan segelas Teh Tarik hangat tentunya. Setelah pesanan jadi, aku mencari tempat duduk dan aku pilih paling pojok.

Aku hirup kuah soup pelan-pelan, lalu kuaduk mie dengan penuh kelembutan, dan boom enak banget. Lantas kuseruput Teh Tarik hangat dengan perpaduan teh, susu, dan gula yang pas menambah nikmat makan malamku. Ya Allah terima kasih.

"Hello, may I join you?" seorang laki-laki berkulit putih, berambut cepak, dan berkaos biru oblong menyapaku.

Karena tempatnya penuh dan aku hanya sendirian maka mungkin dia ingin bergabung di mejaku.

"Oh sure, please have a sit." jawabku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline