Lihat ke Halaman Asli

Andini Harsono

Traveler - Blogger - Freelancer

Senja Memerah di Langit Melaka

Diperbarui: 10 Agustus 2019   00:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perjalanan kali ini memiliki misi bahwa saya harus bisa nyore di pinggir sungai Melaka sambil minum teh hangat. Hal ini sudah saya idamkan sejak 2 tahun lalu. Terus saya ingat, terus saya sebutkan dan terus saya doakan. Alhamdulillah terwujud sudah pada tanggal 26 Juli 2019 lalu.

Bertolak dari bandara KLIA menggunakan bus antar kota dengan harga tiket RM 24,10 menempuh perjalanan hampir 4 jam karena sedikit macet akhirnya kami tiba di Melaka menjelang malam hari. Kalau hari kerja, Melaka hampir sama seperti kota-kota selain Jakarta, sepi. Pukul 20.00 saja sudah pada tutup toko, yang buka tinggal kedai serba ada seperti Seven Eleven dan Family Mart.

Sembari jalan kaki mencari letak hotel tempat kami menginap, kami memutuskan untuk membeli makanan di Family Mart dan perbekalan untuk sarapan di hotel keesokan harinya karena penginapan kami tidak termasuk sarapan (tips hemat nih hehe). Setelah mengisi perut, kami mulai kembali berjalan bermodalkan google maps dan kami melewati beberapa bangunan tua dengan jalan sepi. Agak takut sih, secara ini bukan di Negara sendiri yaa.

Tepat pukul 21.00 waktu Melaka kami tiba di hotel. Oya, di Melaka diberlakukan Tourist Tax sebesar RM 5 per night per person ketika menginap. Hotel kami bernama Hotel Melaka River yang letaknya cukup lumayan dari pusat tourist di Melaka. Tapi tak apa lah, namanya juga jalan-jalan (jalan kaki *lol).

Hari kedua di Melaka sedari pagi kami sudah memilih destinasi mana saja yang hendak dijajaki. Sebelumnya dari awal perjalanan ini dimulai, saya sudah meminta kepada teman perjalanan kali ini bahwa saya ingin melakukan perjalanan dengan santai, liburan santai tanpa diburu-buru waktu atau mengejar destinasi yang banyak. Ingat, misi saya adalah nyore di pinggir sungai Melaka. Beruntungnya, teman seperjalanan menyetujui dan ternyata dia pun memiliki keinginan yang sama.

Menyusuri Sungai Melaka 

Ini adalah perjalanan ketiga saya ke Melaka dan baru kali ini saya menyusuri sungai Melaka lebih banyak. Artinya saya mengambil rute cukup panjang ketika menyusuri sungai. Melaka yang panas seakan tidak menjadi hal yang menyusahkan karena keindahan kota ini membuat mata kami tak pernah lelah memandang.

Langkah kakiku di Melaka. dokpri

Sepanjang sungai saya melihat betapa beragam budaya, suku, dan agama bisa hidup berdampingan dengan aman di sini. Keindahan ini yang saya kagumi. Sejarah budaya Melaka membuat saya jatuh cinta.

Selain itu, sepanjang sungai Melaka kini dipenuhi banyak lukisan dinding pada bangunan-bangunan atau rumah-rumahnya. Aaah indahnya.

Nyore di Pinggir Sungai Melaka dengan Secangkir Teh Hijau

Alhamdulillah akhirnya kesampaian juga impian selama ini Ya Allah. Saya percaya banget kalau apa yang kita inginkan asalkan bukan hal yang aneh-aneh pasti terwujud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline