Lihat ke Halaman Asli

Andini Harsono

Traveler - Blogger - Freelancer

HTTS 2016, Jangan Bunuh Aku dengan Asapmu

Diperbarui: 1 Juni 2016   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016 (dok, pribadi)

“Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan dalam konsumsi produk tembakau, terutama rokok.” demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, yang disampaikan oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, pada acara talkshow dengan tema “Jangan Bunuh Dirimu Dengan Candu Rokok.” sebagai puncak acara kegiatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016 yang diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 31 Mei 2016 kemarin.

 Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakilkan oleh Direktur Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah, Bapak Hamid, Menteri Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan yang diwakilkan oleh Ibu Rohicha, Gubernur DKI Jakarta yang diwakilkan oleh Sekda , Komisi IX DPR RI Bapak Suwirsam, Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, Sam Bimbo, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, komunitas, sekolah-sekolah di Jakarta dan sekitarnya serta media dan blogger.

Semua orang sudah tahu bahaya mengkonsumsi tembakau dan merokok terhadap kesehatan. Bukan hanya berdampak pada si perokok itu sendiri tapi kepada orang-orang di sekitarnya yang terpapar asap rokok terutama anak kecil. Berbagai macam penyakit ditimbulkan akibat rokok dan tak jarang yang berujung kematian. Setiap tahun data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan peningkatan prevalensi perokok dari 27% pada tahun 1995, meningkat menjadi 36,3% pada tahun 2013. Artinya, jika 20 tahun yang lalu dari setiap 3 orang Indonesia, 2 orang Indonesia diantaranya adalah perokok. Kebiasaan buruk merokok juga meningkat pada generasi muda. 

Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa prevalensi remaja usia 16-19 tahun yang merokok meningkat 3 kali lipat dari 7,1% di tahun 1995 menjadi 20,5% pada tahun 2014. Lebih memprihatinkan lagi, perokok pemula di usia 10-14 tahun meningkat lebih dari 100% dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun yaitu dari 8,9% di tahun 1995 menjadi 18% di tahun 2013.

Seorang perokok mempunyai resiko 2 sampai 4 kali lipat untuk terserang penyakit jantung koroner dan memiliki resiko lebih tinggi terserang penyakit kanker paru dan penyakit tidak menular lainnya. Apalagi kalau si perokok tersebut malas bergerak atau kurang olahraga, diet tidak sehat dan tidak seimbang, ditambah mengkonsumi alcohol.

Mengapa Harus Lawan Rokok?

Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4000 jenis senyawa kimia, 400 zat yang berbahaya, dan 43 zat penyebab kanker (karsinogenik). Nikotin yang menyebabkan adiksi atau kecanduan serta karbonmonoksida (CO) yang merupakan salah satu gas beracun menurunkan kadar oksigen dalam darah, sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan timbulnya penyakit berbahaya. Rokok bukan hanya merugikan si perokok aktif tetapi juga perokok pasif terutama anak-anak. 

Akibat menghisap asap rokok antara lain rambut rontok, katarak, kulit keriput, hilangnya pendengaran, kanker kulit, karies, jari-jari pucat, kanker lidah/mulut/kelenjar ludah/tenggorokan/kerongkongan, sesak nafas/penyakit jantung, dan lain sebagainya. Konsumsi tembakau/rokok membunuh satu orang setiap detik. Rokok membunuh separuh masa hidup perokok dan separuh perokok mati pada usia 35 sampai 69 tahun.

Anda Bisa Berhenti Merokok Sama Sekali!

Bagi Anda perokok aktif yang sudah sangat adiksi, jangan khawatir Anda masih memiliki kesempatan untuk hidup lebih panjang dengan berhenti merokok sama sekali. Anda bisa mengikuti 7 langkah berikut ini :

  1. Bulatkan tekad dan tujuan Anda berhenti merokok. Mulailah untuk menentukan alasan yang lebih spesifik dan kuat. Misalkan ingin melindungi keluarga (perokok pasif) dari resiko terkena berbagai macam penyakit akibat rokok.
  2. Berhenti merokok seketika (total) atau melakukan pengurangan jumlah rokok yang dihisap perhari secara bertahap. Kurangi frekuensi merokok dan jumlah rokok secara bertahap, sehingga pikiran dan tubuh akan mulai terbiasa terhindar dari kecanduan nikotin.
  3. Kenali waktu dan situasi dimana Anda paling sering merokok. Coba alihkan kebiasaan merokok di tempat tersebut dengan aktifitas lain, misalnya mengunyah permen non sugar sebagai pengganti.
  4. Tahan keinginan Anda dengan menunda. Caranya mudah, setiap kali Anda ingin merokok tundalah selama 5 menit sebelum Anda menyalakan rokok tersebut. Hari berikutnya tambah lagi menitnya untuk menunda, misalkan menjadi 10 menit. Maka Anda akan terbiasa dengan tidak merokok setiap harinya.
  5. Olahraga secara teratur. Olahraga secara teratur seperti jogging dan jalan kaki akan membantu Anda mendapatkan mood yang lebih baik, tubuh dan pikiran pun jadi fresh. Olahraga juga dapat menghindarkan Anda dari stress yang menjadi alasan utama Anda merokok.
  6. Mintalah dukungan dari keluarga dan kerabat.
  7. Konsultasikan dengan dokter. Cara satu ini patut dicoba, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk membantu Anda menghadapi ketergantungan pada nikotin.

Tips tambahan juga dari Sam Bimbo pada acara talkshow kemarin adalah dengan mengulum biji cengkeh setiap kali ingin merokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline