Lihat ke Halaman Asli

Andini Femy pramudya

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Jember

Mengulik Ke'te Kesu Destinasi Wisata yang Pas untuk Berlibur

Diperbarui: 22 Januari 2024   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: Penulis

(22/01/2024)  Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan berbagai macam kebudayaan. Budaya menjadi salah satu kemajemukan yang dimiliki oleh Indonesia. Indonesia sendiri memiliki aset kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan terbentuk dari berbagai pengaruh sejarah, suku bangsa dan tradisi yang berbeda-beda di setiap daerahnya. 

Secara umum, kebudayaan mengacu kepada seluruh pola perilaku, norma, nilai, tradisi dan juga system kepercayaan yang dipegang oleh suatu kelompok manusia. Setiap kelompok memiliki ciri khasnya masing-masing, seperti bahasa yang digunakan, makanan khas dan tradisi perayaan. 

Pariwisata telah dikenal di dunia sejak zaman prasejarah. Salah satu objek wisata yang dapat menarik salah satu wisatawan yaitu terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Toraja Utara yang merupakan salah satu wisata yang memiliki potensi yang cukup baik dalam kepariwisataan. Wisata tersebut Bernama Ke'te Kesu. 

Sumber Gambar: Penulis

Untuk masuk kedalam wisata tersebut diperlukan biaya tiket masuk sebesar Rp. 15.000 per orang. Wisata ini memiliki fasilitas yang bisa dinikmati oleh wisatawan seperti tongkongan, lumbu padi untuk tempat beristirahat serta tempat penjualan cinderamata. 

Ke'te Kesu merupakan pemegang kekuasaan dimana kata ke'te berarti petik dan kesu kependekan dari kaesungan yang berarti tahta, kedudukan atau singgasana. Ke'te Kesu merupakan sebuah desa tradisional kecil yang berada di Kabupaten Toraja Utara, dalam Kawasan ini terdiri dari 6 Tongkonan yang sampai saat ini masih berdiri kokoh. 

Dalam tongkonan tersebut juga terdapat puluhan tanduk kerbau yang disusun secara bergantung di depan setiap tongkonan. Dan juga terdapat tulang rahang yang tersisa dari kepala kerpau tersebut, sebagai penanda berapa banyak kerbau yang telah dikorbankan saat upacara kematian berlangsung. Para wisatawan juga tidak perlu khawatir jika kelelahan karena tempat wisata ini menyediakan lumbung padi yang berhadapan langsung dengan tongkongan sehingga mampu dijadikan sebagai tempat peristirahatan bagi para wisatawan yang berkunjung. 

Penulis: Andini Femy Pramudya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline