Definisi Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif merupakan teori belajar yang menitikberatkan pada proses belajar dan bukan pada hasil belajar. Bagi penganut aliran pemikiran ini, belajar lebih dari sekedar hubungan stimulus-respons, namun lebih dari itu, belajar merupakan proses berpikir yang sangat kompleks. Pembelajaran melibatkan prinsip dasar psikologi: pembelajaran aktif, pembelajaran melalui interaksi sosial dan pengalaman pribadi. Kognisi mencakup semua aktivitas mental yang memungkinkan individu untuk menghubungkan, mengevaluasi, dan mempertimbangkan peristiwa untuk memperoleh pengetahuan dari pengalaman mereka. Ada hubungan yang sangat erat dengan tingkat kecerdasan seseorang. Contoh spesifikasi aspek kognitif terjadi ketika seseorang bealajar, mengambil ide, atau memecahkan masalah.
Teori belajar kognitif menekankan bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam pemikiran manusia. Pada hakikatnya, belajar adalah hasil usaha mental dalam interaksi aktif dengan lingkungan, sehingga menimbulkan perubahan, pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, dan nilai-nilai sikap yang mempunyai pengaruh relative dan jangka Panjang. Teori belajar kognitif muncul sebagai respon terhadap teori behavoris yang mendahuluinya. Keberadaan teori belajar kognitif dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan teori belajar behavioral yang hanya berfokus pada keadaan psikologis.
Para pendiri teori belajar kognitif percaya bahwa keadaan mental siswa tidak dapat diamati. Namun pada kenyataannya, pola pikir tersebut dapat diamati pada saat proses pembelajaran. Teori ini berfokus tidak hanya pada memperhatikan rangsangan dan respon, tetapi juga pada perubahan mental dan perilaku seperti bagaimana siswa memahami konsep, bagaimana mereka berpikir, dan bagaimana mereka menerapkan pengetahuan.
Tujuan Belajar Menurut Aliran Belajar Kognitivisme
Tujuan Teori belajar kognitif adalah agar siswa memperoleh pengalaman dan dengan demikian meningkatakan kualitas dan kuantitaas Tindakan mereka. Perilaku tersebut merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan norma yang menjadi pedoman sikap dan perilaku siswa. Teori kognitif dikembangkan untuk membantu pendidik memahami siswanya. Selain itu, pengakuan juga membantu pendidik memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik. Kognitivisme memandang belajar sebagai proses relasional di mana struktur kognitif berubah dan pemahaman baru diperoleh dengan mengubah sturktur lama. Tujuan teori kognitif adalah untuk merekontruksi dasar-dasar pembelajaran ilmiah. Hal ini menciptakan prosedur yang dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di kelas untuk mencapai hasil yang produktif.
Teori kognitif menekankan bahwa proses Dimana siswa memperoleh dan menafsirkan pemahaman tentang diri mereka sendiri dan lingkungannya adalah suatu proses yang saling berhubungan. Karena latar belakang teori ini adalah suatu cara atau metode untuk memahami Tindakan, cita-cita seseorang, bagaimana dia dan orang-orang disekitarnya mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, teori kognitif menghasilkan wawasan dan pemahaman tentang diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita. Terdapat berbagai teori dan pendekatan terhadap peningkatan mutu dan mutu Pendidikan. Hal ini ditengarai karena seluruh teori dan pendekatan bertujuan untuk mengembalikan fungsi fundamental Pendidikan sebagai salah satu alat pembentuk peradaban dunia. Salah satu teori perkembangan pembelajaran yang umum digunakan di Lembaga Pendidikan adalah pendekatan kognitivisme.
Kognitivisme tidak muncul secara kebetulan, melainkan sebagai praktik dalam dunia Pendidikan. Penambahan -isme pada akhir kata "kognitif" menunjukkan bahwa rencana atau metode Pendidikan ini telah menjadi suatu pengertian tersendiri dalam Pendidikan. Hal inilah yang menjadi alas an utama mengapa ada beberapa pendidik yang masuk dalam kategori kognitivistik, seperti Jerome Bruner, Osebel, dan Robert M. Gagne.
Pendekatan ini menekankan aspek individual dalam pengembangan pembelajaran. Aspek individual ini berkaitan dengan bagaimana keadaan pikiran dan perkembangan manusia selalu diperhitungkan. Dengan kata lain, individu membentuk paradigmannya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Faktor-faktor tersebut antara lain usia, ketekunan belajar, dan kemampuan menafsirkan materi pelajaran, tidak ada satupun yang dapat disesuaikan untuk setiap siswa. Hal ini merupakan wujud semangat teoritis dari pendekatan kognitivisme.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitivisme
Setiap teori pembelajaran pastilah dibandingkan dengan teori pembelajaran yang lain. Selain itu setiap teori pembelajaran juga melengkapi dan menambah dari kekurangan teori-teori pembelajaran yang telah diungkapkan oleh para ahli sebelumnya. Teori pembelajaran kognitif memiliki kelebihan sebagai berikut:
- Dengan menerapkan teori kognitif ini, pendidik dapat memaksimalkan daya ingat siswa untuk mengingat seluruh materi yang diberikan karena pembelajaran kognitif menekankan pada memori siswa untuk selalu mengingat materi yang telah diberikan.
- Menurut para ahli kognitif sama saja dengan mencipta atau menciptakan sesuatu yang baru atau menjadikan sesuatu yang baru dari sesuatu yang ada, oleh karena itu dalam metode pembelajaran kognitif siswa harus lebih mampu menciptakan hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal-hal yang sudah ada.
- Metode kognitif ini mudah diterapkan dan juga telah banyak diterapkan pada pendidikan di Indonesia pada semua jenjang.