URGENSI INTEGRASI UNTUK CAPAIAN INTEGRITAS
Oleh: Andini Aprysheila Rachmi
Dalam menjalankan pemerintahan, tidak hanya pemerintahan yang berperan sentral. Akan tetapi, masyarakat punya peran strategis dalam menjalankan pemerintahan. Di samping masyarakat melakukan hak dan kewajiban, sebagai warga Negara, masyakarat harus peka terhadap problematika yang ada di Negara kita, guna menjaga keutuhan NKRI tercinta ini.
Masyarakat juga menjadi ujung tombak dari seluruh kebijakan strategis yang dikeluarkan pemerintah. Mulai dari ekonomi, sosial, budaya, politik dan lain-lain. Ketika hierarki pemerintahan terendah tersebut mengalami kegoyahan, maka yang tergoncang seluruh hierarki di atasnya. Contohnya seperti kasus-kasus separatisme yang pernah dialami bangsa ini, yang dapat menyebabkan disintegrasi bangsa.
Itu adalah contoh yang sangat sering sekali kita dengar, namun justru itu adalah ancaman terbesar bangsa, dari bangsa itu sendiri. Seperti yang pernah dikatakan oleh presiden pertama RI yaitu Soekarno, musuh yang paling berat bukanlah penjajah melainkan saudara sebangsa sendiri. Begitu kiranya.
Banyak contoh kasus dalam sejarah yang telah membuktikan bahwasannya benar yang dikatakan oleh Ir. Soekarno tersebut. Contoh sejarah yang dialami bangsa Eropa menghadapi kasus nasionalisme dalam negerinya yaitu bagaimana Prancis dengan sejarah yang sudah sangat dikenal dengan gerakan Revolusi Prancisnya dalam meruntuhkan pemerintahan monarki absolut tentu membutuhkan pengorbanan waktu, harta, dan jiwa raga para masyarakat Prancis itu sendiri. Tatapi yang perlu kita lihat adalah bagaimana sejarah setelah itu, kaum elite yang berkuasa tetap memanfaatkan kejatuhan pemerintahan monarki absolut ke monarki konstitusional.
Oleh karena itu integrasi nasional menjadi sangat penting, menjadi pokok penting yang harus kita bahas secara kritis dan relevan, melihat Indonesia adalah Negara yang multikultural tentunya lebih banyak yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia demi menyatukan dan menciptakan keseragaman untuk mecapai persatuan.
Hal penting yang harus diupayakan adalah rasa tanggung jawab yang sebesar-besarnya, untuk bagaimana menciptakan kemajemukan itu menjadi suatu kekuatan yang menyatukan bagi bangsa Indonesia bukan malah menjadi unsur pemecah bangsa. Jangan sampai kita dipermainkan oleh politik yang mengobarkan semangat gagasan-gagasan nasionalisme dan kita hanya menjadi alat untuk mendukung kaum elite tersebut naik dalam kekuasaan dan mempermainkan sistem pemerintahan.
Yang mana mereka hanya memerintah atas nama rakyat bukannya untuk rakyat. Jangan sampai kita dibutakan oleh gagasan nasionalisme tersebut. Kita perlu menelaah mana yang betul-betul memiliki tujuan murni untuk memimpin dan memajukan bangsa. Walaupun pasti di antara tujuan-tujuan tersebut ada niat pula untuk berkuasa.
Seperti yang telah kita ketahui, sekarang bukan hanya gagasan nasionalisme yang dijadikan alat untuk berkuasa di atas nama rakyat. Kita dapat melihat bahwa pengaruh agama sangat dominan dalam memperebutkan kekuasaan. Bagaimana Euro-Yahudi yang menciptakan Gerakan Zionis tadinya sekuler, secara misterius menjadi Negara yang sangat terobsesi mengejar seribu tahun Kristen Eropa yakni membebaskan Tanah Suci (Jerusalem).
Sebenarnya Zionisme tidak memiliki kaitan dengan Tanah Suci (Jerusalem). Kaitan zionisme hanya berlandaskan kepada kepentingan politik, sejarah dan sekularisme. Agama pun diperalat untuk kepentingan politik yang pada akhirnya nanti membuat seluruh warga Negara tunduk dan percaya pada Negara sekuler yang sebenarnya tidak bertuhan. Yang harus kita lihat disini adalah, mengapa agama tidak dapat dipisahkan dari kepentingan politik?