Lihat ke Halaman Asli

Andini

UPN "Veteran" Jawa Timur

Mengapa Slump Test Beton Perlu Dilakukan di Proyek Konstruksi?

Diperbarui: 20 November 2023   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Slump test beton adalah sebuah metode pengujian yang digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi atau kekentalan beton segar yang akan digunakan dalam pembangunan struktur beton. Konsistensi beton segar menunjukkan seberapa mudah beton dapat dicampur, dipindahkan, dan dibentuk sesuai dengan desain yang diinginkan. Slump test beton sangat penting untuk dilakukan di proyek konstruksi karena dapat mempengaruhi kualitas, kekuatan, efisiensi, dan keselamatan beton yang diaplikasikan.

Slump test beton harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku, seperti ASTM C143 atau SNI 03-2834-2000. Standar ini menetapkan prosedur, alat, dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan slump test beton. Standar ini juga menetapkan nilai slump yang sesuai dengan jenis dan tujuan penggunaan beton. Nilai slump yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menimbulkan masalah seperti retak, bocor, keropos, atau tidak sesuai dengan spesifikasi.

Slump test beton harus dilakukan secara rutin dan berkala di proyek konstruksi untuk memastikan bahwa beton segar yang diproduksi memiliki konsistensi yang sesuai dengan kebutuhan. Slump test beton juga dapat membantu mengontrol penggunaan air dan bahan tambahan dalam pencampuran beton. Dengan melakukan slump test beton, proyek konstruksi dapat menghasilkan beton yang berkualitas, kuat, efisien, dan aman.

Jenis-Jenis Slump Test Beton :

  • Slump Sejati : 
    Jenis slump ini terjadi ketika beton segar mengalami penurunan yang seragam tanpa pecah atau geser.
  • Slump Geser : 
    Jenis slump ini terjadi ketika beton segar mengalami penurunan yang tidak seragam dan setengah dari puncaknya tergelincir ke bawah pada bidang yang miring.
  • Slump Runtuh : 
    Jenis slump ini terjadi ketika beton segar mengalami penurunan yang sangat besar dan hampir seluruhnya runtuh. Hal ini menunjukkan bahwa beton segar terlalu cair dan kurang kohesif.
  • Slump Nol :
    Jenis slump ini terjadi ketika beton segar tidak mengalami penurunan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa beton segar terlalu kaku dan sulit untuk dikerjakan.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Cara melakukan slump test :

  • Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, seperti cetakan kerucut terbalik (slump cone), plat baja, batang baja, mistar, dan beton segar.
  • Basahi cetakan kerucut dan plat dengan air bersih, lalu letakkan cetakan di atas plat.
  • Isi cetakan dengan beton segar sebanyak tiga lapis, masing-masing sekitar sepertiga volume cetakan. Setiap lapis harus dipadatkan dengan batang baja sebanyak 25 kali dengan menusukkannya ke dalam beton. Pastikan batang menyentuh lapisan sebelumnya dan dasar cetakan.
  • Ratakan permukaan beton dengan mistar, lalu angkat cetakan secara perlahan dan tegak lurus ke atas.
  • Ukur tinggi beton yang tersisa setelah cetakan diangkat dengan mistar. Nilai slump adalah selisih antara tinggi cetakan dan tinggi beton. Semakin besar nilai slump, semakin encer beton segar.

Salah satu cara untuk memastikan kualitas beton segar yang akan digunakan dalam pembangunan struktur beton adalah dengan melakukan pengujian slump test. Pengujian ini bertujuan untuk mengukur konsistensi beton segar yang berpengaruh pada workability dan kekuatan beton. Dengan demikian, beton yang dihasilkan dapat sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan dan dapat menahan beban yang diberikan serta bencana yang mungkin terjadi di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline