Oleh:
Andi Nadiyah Yumna Salsabila, Qinaya Azmi Nachrowi.
Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Semarang
Andinadiyah11@students.unnes.ac.id
Qinayaazmi2003@students.unnes.ac.id
Pendidikan adalah hal yang cukup dominan dalam berdirinya suatu negara. Suara negara dapat dikategorikan sebagai negara maju atau negara berkembang salah saltunya adalah melalui aspek pendidikan. Inilah penyebab semua negara berlomba-lomba untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikannya agar tidak termasuk ke dalam kategori negara yang tertinggal. Pendidikan juga menjadi salah satu indikator dalam peningkatan kehidupan masyarakat menjadi lebih berkualitas serta menciptakan generasi muda terbarukan yang penuh dengan inovasi dan pemikiran maju.
Di negara Indonesia, pendidikan tidak terhindar dari bermacam permasalahan-permasalahan tertentu yang terjadi pada berbagai daerah dan aspek. Beberapa contohnya adalah cara pembelajaran, sarana dan wahana dalam menjalani pendidikan, kurangnya dana bagi para peserta didik untuk bisa menempuh pendidikan, serta masih banyak lagi. Berbagai masalah tersebut bisa terselesaikan dengan partisipasi dari pihak-pihak yang memiliki hubungan dalam pendidikan yaitu para guru, orangtua peserta didik, masyarakat, pemerintah, kepala sekolah, dan juga tentunya peserta didik yang menjadi pemeran utama dalam permasalah tersebut. Orangtua peserta didik memiliki peran dominan karena mereka adalah kunci utama seorang peserta didik dalam mendapat bermacam pendidikan. Mendidik anak sejak usia dini adalah tugas seorang orangtua sehingga nantinya seorang peserta didik siap untuk menghadapi dunia luar yang sebenarnya seperti masuk ke dalam salah satu institusi formal yaitu sekolah. Di sekolah nantinya, peserta didik baru akan bertemu guru dan bermacam jenis teman yang membuat kemampuan akademik dan sosial peserta didik mengalami perkembangan pesat. Oleh sebab itu, menempuh pendidikan di sekolah adalah suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan seseorang.
Masyarakat tentunya berharap saat menempuh pendidikan, akan lulus menjadi seseorang yang baik dan ceras. Itulah mengapa sebuah sistem pendidikan harus dirancang sedemikian rupa. Setiap rancangan harus disusun secara hati-hati dan rinci serta memiliki pertanggungjawaban. Dasar dari pendidikan haruslah bersifat kuat agar berdampak baik bagi generasi berikutnya.
Pendidikan merupakan suatu proses yang memiliki tujuan untuk membentuk sebuah kemampuan akademik dan pola tingkah laku. Setiap suasana dalam pendidikan bertujuan untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Seorang peserta didik yang menempuh pendidikan diharapkan bisa berkembang menjadi seseorang yang memiliki kemampuan akademik kuat serta tingkat laku yang baik.
Selain berpengaruh terhadap kemampuan akademik dan tingkah laku seseorang, mendapat pendidikan yang mumpuni juga memberikan pengaruh terhadap aspek psikologis yang dimiliki seorang individu. Pendidikan adalah sebuah proses perkembangan diri. Ini berarti sebuah pendidikan bertujuan untuk bisa menciptakan sebuah kemajuan terhadap pribadi peserta didik agar menjadi orang yang lebih dewasa secara psikologis. Seseorang bisa dikatakan dewasa jika sudah memiliki kemampuan untuk bisa memberikan perbedaan antara yang baik dan buruk serta yang benar dan salah serta mereka bisa bersikap sesuai pemahaman yang mereka miliki tersebut. Pendidikan juga termasuk sebuah proses sosial dimana seseorang akan dilatih untuk bisa melakukan penyesuaian diri dan saling berinteraksi satu sama lain. Menempuh pendidikan berarti melakukan pengembangan dengan segala potensinya baik jasmani, rohani, kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus-menerus demi mencapai tujuan dalam hidupnya.
Jumlah anak di Indonesia yang tidak bisa menempuh pendidikan sekolah semakin meningkat setiap tahunnya. Badan Pusat Statistika mencatat sedikitnya terdapat 1000 siswa sekolah dasar yang tidak mampu untuk melanjutnya sekolah ke jenjang sekolah menengah pertama pada tahun 2021. Kondisi ini terus berkembang sampai pada jenjang sekolah menengah atas. Tahun 2022 menunjukkan peningkatan banyaknya anak yang putus sekolah. Hal ini juga disebabkan karena virus corona yang sempat merebak pesat sehingga menganggu sektor pendidikan.