Lihat ke Halaman Asli

Anakku Diam Berkarat

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anakku Diam Berkarat

Ilalang yang tertiup angin

Mengarah tidak menentu

Mengikuti angin berhembus

Menghempaskan ilalang tanpa tujuan

Terdiam bila terguyur air

Tak berarti bila dipetik

Dibabat bila menggangu

Ini tentang anakku pernah aku mendengar istilah “diam itu emas” itu tak terjadi pada anakku dia hanya diam, diamnya bukan karena dia sakit atau bawaan dia lahir dia hanya diam tak menjadikan dirinya seperti emas. Mungkin ini keslahanku mendidiknya dengan uang memang pada waktu itu ekonomiku tak seperti saat ini sekarang serba kesulitan. saat kasihsayang yang kuberikan kini sudah tak dihiraukan kini semua kehidupanya berantakan rasa kecewa semakin tak karuhan melihat pergaulanya. Masa depannya beratakan jerihpayahku mencari sesuap nasi untuk  pendidikan dan masa depannya kini telah sirna. Nasihatku terlambat untuknya ak sudah tidak sanggup lagi menasihatinya semua dihiraukan sekarang aku pasrah ku bebaskan dia untuk mencari masa depannya.

Semuanya akan indah apa bila apa yang jadi tujuan hidupmu kau ubah menjadi tujuan yang baik bagi masa depan tapi seakarang anakku hanya bermalas-malas waktunya hanya dihabiskan didalam pergaulannya yang membuatnya semakin terpuruk.  Akan berarti bila tidak hanya diam berpangku tangan jangan jadikan penghalang bila tidak memenehui kewajaiban 9 tahun dari pemerintah memang kondisi orang berbeda-beda semangat dan keyakinan untuk mewujudkan mimpi itu pasti ada disertai usaha dan mendekatkan diri pada tuhan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline