Lihat ke Halaman Asli

Hakim Teradil

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

PRASANGKA

Menetap lama dibilik kecil sederha

mengais rezeki bertaun taun lamanya

menganggap yang disampingnya keluarga

tak peduli keadaan bila keaadaan berduka

semua dilakukan untuk mengobati luka yang mendekat

namun kebaikan tak selalu bertuah baik

keyakinan bawah ini teguran dari sang khaliq

tuhan maha adil

bersikap sejawajarnya bersikap ditngah kehangatan celoteh

oleh luka dari sayatan tak terlihat dari pisau dapur sendiri

berhembus suara persaingan hitam

tak mengkoyak  keyakinan yang sudah tertancap dalam

hitam atau putih tuhan yang menjadi hakim

mwn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline