Sejarah bertutur bahwa melalui penjajahan, Negara Indonesia pernah dijelajah oleh Bangsa Belanda. Salah satu bukti fisik yang menjadi saksi adalah sebuah saluran air raksasa yang teletak di Narmada Lombok Barat.
Saluran air raksasa, yang sebagai bukti sejarah tentang kedatangan Bangsa Belanda di Pulau Lombok pada zaman penjajahan adalah terletak di wilayah bagian timur dari Taman Narmada Desa Narmada Lombok Barat. Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai 'Tuntang Tungkek'. Bangunan ini pun layaknya sepasang ular besar nan panjang yang mengapit deretan anak tangga, dan sengaja menampakkan dirinya di sebuah perkampungan yang ada di Narmada.
Deretan anak tangga menjadi bagian dari permukaan pipa saluran air tersebut. Namun bila kita mencoba untuk menghitung dari keseluruhan anak tangga tersebut, akan membutuhkan waktu yang sedikit lama karena saking banyaknya. Hal inilah yang menyebabkan kalau bangunan pipa air yang berbentuk ular tangga ini disebut sebagai "Tangga Seribu".
Peninggalan Bangsa Belanda yang berupa saluran air ini membentang dari ujung utara Taman Narmada yang teletak di Desa Narmada hingga ke ujung selatan atau mencapai bagian wilayah Desa Peresak. Seorang penjaga Taman Narmada menuturkan bahwa saluran pipa besar ini adalah peninggalan Bangsa Belanda di zaman penjajahan, dan bangunan ini terbuat dari beton serta memiliki ukuran panjang sekitar 200 Meter.
Namun dari segi pengamatan, bangunan yang tampak eksotis ini memanjang atau membentang dari sebuah bukit yang berbentuk persawahan hingga menurun ke sebuah lembah terus menanjak ke sebuah bukit sebelah yang berbentuk pekampungan penduduk.
Dari segi pemanfaatan, bangunan yang berupa saluran air yang berpasangan ini menjadi media dalam mengalirkan air dari sebuah sungai yang berada di bagian utara menuju ke sebuah sungai kecil yang berada di wilayah perkampungan penduduk pada bagian selatan. Pengakuan seorang warga penduduk Desa Peresak, "Saluran air ini telah ada pada zaman penjajahan Bangsa Belanda dan berfungsi sebagai pensuplai air dari sebuah sungai di bagian utara ke sebuah sungai kecil yang ada di perkampungan penduduk pada bagian selatan.
Adi adalah seorang warga penduduk Desa Peresak menuturkan bahwa menurut tuturan orang tua yang hidup pada zaman dahulu yang mana bangunan orang Belanda yang berbentuk ular tangga ini telah berfungsi semenjak zaman Belanda hingga sekarang. Bangunan ini pun sangat membantu masyarakat sekitar karena berfungsi sebagai irigasi yang mampu mensuplai air sehingga warga penduduk di sini dapat sukses di bidang pertanian, khususnya dalam penanaman padi," tuturnya.
Suatu hal yang yang menjadi nilai positip pada peningkatan daya tarik wisata Taman Narmada adalah karena bangunan saluran air yang tergolong unik ini berada pada kawasan Wisata Taman Narmada sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya wisatawan domestik dan mancanegara yang silih berganti untuk menjelajah pada bangunan ular tangga yang besar ini. Bahkan tak jarang mereka pun mengabadikan keunikan bagunan ini lewat camera dan diposting di berbagai media sosial yang tentunya berpengaruh lagi pada kuantitas jumlah pengunjung atau wisatawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H