“Kamu yakin mau menikah dengan laki-laki itu Sar?” tanyaku pelan.
“ Iya, Ravi selalu bisa membuatku bahagia!” jawabmu mantap, sambil tersenyum sangat cantik.
Sudah berapa lama aku menjadi sahabatmu. Rasanya baru kali ini aku melihat matamu berbinar penuh bintang. Aku tahu sekarang seperti inilah jika kau jatuh cinta. Dan pria itu mampu membuatmu tergila-gila.
Saat aku pertama kali dikenalkan dengan pria pujaanmu, jantungku hampir berhenti. Bagaimana bisa, kamu mencintai laki-laki yang telah menyakiti hatiku. Pria yang sama yang pernah aku cintai dengan sepenuh hati dan meninggalkanku tiba-tiba.
Dulu, saat aku patah hati kamu yang menemani dan menghiburku. Dan saat ini, pria itutelah menjadi kekasihmu. Aku tak bisa mengatakannya. Kamu sedang begitu bahagia, aku tak ingin kamu terluka.
Tapi aku tidak mengira secepat ini, hubungan kalian menjadi lebih serius. Kalian akan menikah bulan depan. Aku bahkan tak punya waktu untuk memberitahukan kamu sebuah rahasia tentang pria pujaanmu itu.
Bagaimana kalau tiba-tiba kubilang pria itu mantan pacarku yang pernah menyakitiku, kamu pasti bisa pingsan. Bahkan mungkin, kamu akan marah dan memutuskan tali persahabatan kita. Aku memilih diam. Biar saja kupendam rahasia ini dalam-dalam. Aku hanya berdoa semoga pria itu telah berubah. Dan dia bisa membahagiakanmu selamanya.
Hari ini, kamu sah menjadi istrinya. Kamu cantik sekali dan dia pun juga sangat tampan. Aku bahagia sekaligus sedih. Sepertinya hari ini pun secara sah aku harus mengubur rahasia tentang aku dan suamimu kini.
“Selamat yah Sarah,” ucapku, sambil memeluknya saat dia menghampiriku setelah acara selesai.
“Terima kasih Rino, kapan kamu menikah?”
“Ayolah menyusulku, apa mesti kucarikan gadis yang baik untukmu?”
Aku hanya tersenyum. Ah, Sarah, kamu tidak tahu orang yang aku cintai saat ini sudah menjadi suamimu yang sah.
(AM)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H