Berbicara tentang tubuh yang sehat, semua orang pasti menginginkannya. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih memilih sakit daripada sehat. Menurut akal sehat manusia, setiap orang pasti menginginkan tubuh yang sehat, terutama di usia tua nanti.
Namun, menjalani hidup sehat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya pengetahuan gizi, faktor keuangan, dan malas melakukan aktivitas fisik.
Hal sekecil apapun yang telah kita lakukan sejak dini pasti akan kita tuai di masa tua, baik itu positif maupun negatif. Jadi untuk mendapatkan tubuh yang sehat harus dimulai sejak dini. Sejak dini yang dimaksud di sini adalah sejak kecil.
Dimana manusia pertama kali lahir ke dunia melewati fase yang disebut bayi, kemudian fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, dan fase lanjut usia. Berikut ini adalah sekilas pengetahuan mengenai pemenuhan nutrisi dan gizi fase bayi hingga fase lansia :
PEMENUHAN GIZI DAN NUTRISI PADA FASE BAYI
Pola makan dan pengayaan gizi bayi dapat diamati dari susu yang diberikan (ASI). ASI adalah makanan terbaik untuk bayi bila diberikan dalam jumlah yang cukup. Cukup dalam arti tidak kekurangan dan tidak pula berlebihan.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pokok bagi bayi usia 0-6 bulan. Karena ASI mengandung banyak vitamin, protein, dan karbohidrat. ASI tidak hanya menjadi makanan utama bayi, tetapi juga merupakan komponen gizi dan nutrisi lengkap bayi. Namun, ASI tidak selamanya menjadi makanan utama bayi.
Tetapi setelah berusia 6 bulan, bayi perlu diberikan makanan tambahan atau disebut makanan selingan pada bayi. Makanan tambahan tersebut bisa berupa sari buah, Makanan lumat seperti bubur dan makanan yang bertekstur lembut sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi.
Mengapa makanan tambahan perlu diberikan pada bayi ?
Menurut Persatuan Gizi Indonesia (Persagi: 1992), makanan tambahan untuk bayi setelah usia 6 bulan penting untuk tercapainya pemenuhan gizi dan nutrisi secara maksimal, melatih kemampuan bayi untuk menerima berbagai makanan yang masuk ke lambungnya, lalu Melatih kemampuan bayi untuk menelan dan mengunyah makanan yang bervariasi dengan tekstur yang lembut.