Lihat ke Halaman Asli

Menilik Persoalan Pulau Seribu Masjid

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai Nusa Tenggara Barat (NTB) tentunya kita akan tertuju pada dua pulau yang menjadi pusat pemerintahan yakni pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Namun secara umum masyarakat akan lebih tertuju pada salah satu pulau saja yakni pulau Lombok, mengingat pulau Lombok saatini telah menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup populer berdampingan dengan pulau Bali. Bali boleh saja terkenal dengan julukannya pulau seribu pura ataupun pulau dewata. Namum,masyarakat mungkin belum mengetahui bahwa pulau Lombok juga memiliki julukan tersendiri yakni pulau seribu masjid. Tentunya julukan ini tidak serta merta disematkan pada pulau Lombok. Hal ini dapat kita lihat atau kita buktikan ketika kita menginjakkan kaki ditanah pulau ini.

Sebagian besar penduduk pulau Lombok bersuku sasakdan beragama Islam. Lombok dalam bahasa sasak bermakna lurus/(lomboq), sebauah nama yang disematkan sebagai deskripsi pola tingkah laku masyarakatnya yang taat pada aturan-aturan/norma-norma yang berlaku ditengah tengah masyarakat.

Belakangan ini, pulau lombok menjadi salah satu sorotan pemerintah berkenaan dengan kependudukan yang kian hari kian padat. Kependudukan merupakan masalah yang paling utama saat ini menjadi pokok permasalahan pulau seribu masjid ini. Tentunya dengan semakin bertambahnya penduduk dan menyempitnya lahan pemukiman serta bertambahnya kebutuhan masyarakat akan menyebabkan persaingan antar masyarakat yang bersifat negatif. Dapat kita lihat dengan semakin meningkatnya tindakan-tindakan masyarakat sekitar yang kian merugikan masyarakat lainnya. Sebagai contoh, pencurian motor ataupun ternak merupakan berita yang mungkin sudah biasa terdengar dikalangan masyarakat pulau Lombok. Hal ini terjadi karena lapangan pekerjaan yang sempit ataupun dari masyarakat NTB sendiri yang tingkatan pendidikannya dapat dikatakan masih sangat rendah.

Lain halnya dengan permasalahan perekonomian masyarakat, NTB khususnya pulau Lombok merupakan salah satu daerah yang paling banyak mengirimkan tenaga kerja keluar negeri. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja diluar negeri tidak dibarengi dengan kualitas ataupun jaminan akan suskses pada akhirnya nanti serta mendapat perlindungan hukum untuk menjamin haknya. Sehingga kita tak dapat memungkiri banyaknya tenaga kerja khususnya kaum perempuan yang pulang hanya membawa derita ataupun tanpa nyawa.

Dengan melihat fenomena saat ini, dapat kita menarik sebuah kesimpulan bahwa meskipun suatu daerahmemiliki latar belakang yang bagus namun pada suatu saat dapat berubah. Sama halnya dengan pulau Lombok yang memiliki julukan pulau seribu masjid, kita pasti akan berfikir bahwa daerah tersebut sangat aman dan masyarakatnya akan menananamkan nilai islami yang kuat. Tetapi pada kenyataanya dapat berbanding terbalik pada kenyataanya karena suatu masyarakat akan terus dipengaruhi oleh perkembangan yang terus menerus akan berubah.

Ini merupakan hanya sebagian contoh kecil yang terjadi dikalanganmasyarakat pulau Lombok. Melihat kompleksnya masalah ini seharusnya pihak yang memiliki wewenang dalam menangani hal ini harus lebih serius, khususnya pemerintah daerah. Pengawasan dan perlindungan ataupun cara-cara lainnya merupakan hal yang harus terus digencarkan guna menyelesaikan masalah kependudukan di pulau seribu masjid.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline