Lihat ke Halaman Asli

Kupikir Enam Puluh Detikmu Sama dengan Enam Puluh Detikku

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menunggu bukan perkara yang mengasyikkan, Sayang.

Sudah habis satu botol minuman teh sedari tadi kumenunggu balasan bbm darimu.

Jeda enam puluh detik kupikirkan akan kubuat apa sambil menunggumu.

Satu film sudah kutonton habis di televisi kamarku sambil berbaring dan sesekali melihat ponselku berdering, kuharap itu kamu. Tapi, bbm balasan darimu belum juga ada.

Jeda enam puluh detik kupikirkan lagi akan kubuat apa sambil menunggumu.

Puluhan pelanggan bergantian menanyakan ini itu sudah kulayani sedari tadi, tapi bbm balasan darimu belum muncul juga.

Jeda enam puluh detik kupikirkan lagi akan kubuat apa sambil menunggumu.

Tiga puluh dua lagu sudah kudengarkan melalui MP3 di ponselku sekadar membunuh jenuh menunggu bbm balasan darimu.

Jeda enam puluh detik kupikirkan lagi akan kubuat apa sambil menunggumu.

Satu novel berhalaman seratus delapan puluh enam sudah habis kubaca dalam satu waktu membuang bosan menunggu bbm balasan darimu.

Jeda enam puluh detik kupikirkan lagi akan kubuat apa sambil menunggumu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline