Lihat ke Halaman Asli

Semoga Menjadi Politisi yang Mabrur

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengamati perkembangan politik beberapa pekan terakhir khususnya pasca Pilpres dan pelantikan anggota DPR RI dan DPD RI ada sajian menarik di panggung politik Indonesia, mulai dari Undang-Undang MD3 yang menjegal pemenang pemilu untuk menjadi ketua DPR RI berlanjut ke Rancangan Undangn-undang Pilkada langsung atau tidak langsung, kemudian aksi WO demokrat dan banyak lagi akrobat politik yang di tampilkan oleh orang-orang di senayan yang oleh konstitusi kita di sebut wakil rakyat. (Baca: DPR)
Sajian-sajian itu membuat KIH atau sering di sebut Koalisi Jokowi-JK kalah telak di parlemen, ada yang menyalahkan Buk mega sebagai ketum PDIP yang tidak mampu berkomunikasi dengan berbagai ketum Partai. Tapi itulah politik, penuh intrik kata bang Iwan Fals.
Saya review kebelakang, Pada tanggal (14/7/2014) misalnya Kubu Prabowo-Hatta mendeklarasikan Koalisi permanen, yang berisi Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan PBB berkumpul di Tugu Proklamasi, dan penanda tanganan kesepahaman untuk selalu bersama, kira-kira begitulah komitmen mereka. Koalisi ini di peridiksi tidak bakal bertahan lama tapi sekarang dari beberapa keputusan KMP masih solid.
Kesolidan KMP di buktikan dengan pemilihan pimpinan DPR dan Wakil-wakil nya, tidak satu pun dari Koalisi Jokowi-JK yang masuk dalam pimpinan tersebut, semuanya di borong oleh Koalisinya Prabowo Hatta. Ini ada yang bilang dendam kubu Prabowo Hatta, KMP akan jegal pemerintahan Jokowi-JK dan lain-lain, sesuai dengan selera dan kepentingan para pengamat. Selanjutnya Mari kita tunggu hasil pemilihan Pimpinan MPR yang sekarang sedang berlangsung, kehebohan apalagi yang akan mereka suguhkan.
Nah, di samping akrobat para politisi yang membuat heboh perpolitik tanah air, para pengamat pro Jokowi-JK dan Pro Prabowo - Hatta juga memberikan sumbangan yang sangta besar, ditambah dengan media-media yang di miliki masing-masing kubu koalasi tersebut, sehingga kehebohan itu seakan-akan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Padahal dari kehebohan itu rakyat belum mendapatkan apa-apa dan bahkan tidak akan mendapatkan apa-apa selain dari keheboan itu sendiri.
Kepada media yang berada di masing-masing kubu koalisi tak perlu memberitakan tentang keburukan kubu lawan-lawan, jangan sampai membuat rakyat terpropokasi. Karena masing-masing kubu punya kelebihan dan kekurangan, kedua kubu sama-sama ingin berkuasa, karena itulah mungkin mereka menterjemahkan politik itu harus menjadi pimpinan. Kepada para politisi Kualisi Indonesia Heboh (KIH) dan Kualisi Prabowo (KMP) tak perlu menjual nama rakyat hanya untuk mendapatkan kursi pimpinan DPR/MPR. Silahkan rebut pimpinan MPR yang tersisa dengan berdialektika dan beretika. Semoga menjadi Politisi yang Mabrur.

Salam Indonesia Jaya.
Andi Kurnia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline