Jika anda pergi ke Jakarta Pusat, disitu kita akan temukan Masjid yang menjadi simbol utama agama Islam Indonesia yaitu masjid Istiqlal. Seperti telah banyak diketahui, perancang masjid besar dan megah itu adalah seorang non muslim yang dekat dengan Soekarno yaitu F Silaban. Di seberang masjid megah itu terdapat gereja Katholik yang sangat fenomenal yaitu gereja Katedral.
Jika ke sudut Jakarta dan banyak tempat di Indonesia (Cijantung, Solo dll) mungkin dengan mudah kita mendapatkan pemandangan bahwa gereja bersebelahan dengan masjid atau pura atau rumah ibadah lain. Di Bali, dua gereja berdekatan dengan Pura Jagatnatha dan berada di pusat kota.
Semuanya akhirnya'dipotret' dan diwujudkan dalam Taman Mini Indonesia Indah yang di dalamnya terdapat lima tempat ibadah Indonesia yang saling berdekatan. Rumah ibadah ini adalah dalam kompleks rumah adat dari 27 provinsi di Indonesia (karena ini dibangun jaman Soeharto maka masih ada 27 provinsi). Ini menunjukkan bahwa negara dan masyarakatnya sadar bahwa banyak sekali perbedaan baik adat istiadat, kepercayaan, bahasa dan lain sebagainya.
Keberadaan perbedaan ini sudah ada sejak Nusantara disatukan oleh patih GajahMada. Wilayahnya tidak saja Jawa tapi juga Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa sampai Papua dan kemudian lahir Indonesia. Indonesia dan Pancasila menyatukan perbedaan itu menjadi satu bangsa besar dan berdaya.
Di sisi lain, seiring berjalannya waktu, beberapa kejadian konflik antar umat di Indonesia menggambarkan perkemangan yang terjadi setelah kita bersama-sama sebagai bangsa melampaui berbagai rintangan menuju Indonesia yang bersatu dan rukun.
Kita mungkin masih ingat beberapa kejadian kekerasan dan ketidakadilan yang berlatar belakang intoleransi yang terjadi di Tanah Air. Padahal jejak sejarah telah menorehkan bahwa kuat hubungan antar umat beragama dan beragamnya suku bangsa di Indonesia . Pancasila telah menjadi pondasi penting untuk harmonisasi bangsa dan itu diakui oleh banyak bangsa lain.
Seperti kisah bagaimana golongan Islam yang mengakomodasi permintaan kalangan nasionalis yang meminta penghapusan tujuh kata dalam pembukaan UUD 1945 yang merupakan bagian dari Piagam Jakarta adalah bukti bagaimana kita punya saling pengertian yang mendalam satu sama lain di Indonesia.
Karena itu, mari kita bersama mengingat semangat para pelaku kemerdekaan bangsa yang mengesampingakan kepentingannya atau golongannya sendiri demi kepentingan bangsa dan negara. Karena seperti masjid Istiqlal yang berdiri megah di dekat gejerja Katedral. Kita pun mungkin harus belajar bahwa kita juga bisa berdiri dan hidup berdampingan dengan orang yang berbeda dengan kita.
Indonesia Pasti Bisa !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H