Lihat ke Halaman Asli

Andi Kurniawan

Pengalaman guru terbaik

Mendidik dan Mengajar seperti Pikiran dan Hati

Diperbarui: 31 Juli 2019   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak tau juga banyak lupa, sedikit pula tau akan sedikit lupanya dan jika  tidak tau apa-apa pasti lah tidak pernah lupa-lupa. Hal Ini bukanlah pilihan yang harus dipilih. Namun perkara ini sering terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dan guru sebagai pemain utama disekolah yang merasakan dilema ini.

Bagi saya mengajar itu mudah baik di sekolah maupun dimana saja, kemudian siapapun bisa melakukannya. Namun Untuk konsisten selama satu tahun ajaran, tetap istiqomah mengajar dengan metode yang menarik dikelas kemudian selalu tampil prima di depan siswa sepertinya tunggu dulu, tarik napas dalam-dalam mari kita pikirkan lagi.

Apa pentingnya belajar, kenapa juga harus ke sekolah. Untuk menjawab pertanyaan ini saya tidak ingin menjelaskan lebih mendalam apalagi sampai menggunakan metode sejarah, yang berisi asal usul sekolah hingga perkembangan karena hal itu akan membosankan.

Menurut para ahli, belajar adalah segala aktivitas manusia sejak bangun tidur hingga tidur lagi. Berpedoman dari definisi tersebut, Pada jam pelajaran sejarah di sekolah, saya sering mengatakan belajar itu ibarat kita sedang mencuci baju sekaligus menyetrika. Baju tersebut untuk dipakai apakah sekarang atau pun besok itu terserah kita. Begitu juga dengan Belajar yang merupakan kegiatan mempersiapkan diri agar mempermudah melakukan aktivitas kelak.

Jika percaya belajar itu kegiatan sehari-hari  yang banyak manfaatnya tentu tidak ada anak yang tidak ingin belajar. Tetapi pada kenyataannya masih sering berjumpa dengan masalah-masalah di ruang kelas, seperti ada anak tidur dikelas, mengobrol saat guru sedang mengajar sampai tidak betah dikelas dengan modus izin ke kamar mandi.

Guru yang berpengalaman tentu bisa membaca keadaan ini. Walau lebih sering  membiarkan keadaan ini. Bagaimana dalam pembelajaran sejarah disekolah. Apa pendapat yang bisa kita berikan. Mapel yang menyuguhkan sajian materi masa lalu dengan ruang lingkup sangat luas dengan pembahasan cabang ilmu-ilmu sosial lainnya.

Hakikat ilmu itu memudahkan urusan manusia, lahirnya kesadaran setelah manusia tersebut berilmu itulah tanda-tanda keberhasilan belajar. semua mapel yang ada  telah dirancang berdasarkan undang-undang yang mempunyai tujuan, seperti termaktup dalam potongan alinea ke 4 Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 "mencerdaskan kehidupan bangsa". Sekolah sebagai salah satu institusi negara, menjadi alat yang sangat vital pada bagian ini.

Pembelajaran sejarah di sekolah sejauh ini masih menjadi pelajaran yang membosankan, apa benar? Bisa jadi benar. Selain masih dianggap pelajaran kurang penting dan kuno, kebanyakan guru-guru sejarah tidak menguasai bidang studinya. Inilah titik masalah dalam pembelajaran sejarah, siswa akan selalu menuntut gurunya tampil prima dalam menyajikan materi. Seolah guru itu seperti artis yang selalu tampil hebat dan mengesankan di layar kaca televisi.

Jika dipikir, sudah sewajarnya begitu. Tidak ada profesi selain guru, yang memberikan panggung setiap hari Untuk berekspresi. Minimal 30 orang setiap harinya mendengarkan anda berbicara dan menonton apa yang anda peragakan.

Namun berbicara pengalaman, Semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah. Banyak pelajaran berharga juga bisa didapatkan siswa di luar sekolah dan selain guru di sekolah. Belajar itu mudah, bisa dimana saja, kapan saja dan bersama siapa saja.

Dalam pembelajaran sejarah, muatan materi yang luas menjadi kelebihan tersendiri bagi mapel ini. Saat kita mengajar suatu materi sejarah kerajaan maritim di nusantara, muncul pertanyaan dari siswa tentang tokoh-tokoh yang pernah dia baca, misalkan tentang sunan ampel, memang ini keluar dari materi, kemampuan guru dalam mengaitkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya sangat dibutuhkan dan hal ini membuka peluang guru untuk membuka diskusi di kelas. Kegiatan ini adalah salah satu media membangun pengetahuan sejarah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline