Baru menonton dokumenter tentang kota-kota besar dunia menghadapi akibat negatif dari pemanasan global. Dari ibukota Bangladesh , Jakarta , Bombay , Tokyo , Los Angeles , Afrika dll.
Kebanjiran menempa Bangladesh lebih sering . Dan akibatnya pun lebih berat lagi bagi rakyat miskin. Di sebuah kota besar di Afrika ( yang saya tak ingat , saya PELUPA ) , gubernurnya mengeluh karena penduduk desa berbondong-bondong ke kotanya. "Fasilitas , infrastruktur dan kemampuan kota tak mampu lagi menampung mereka , " keluh gubernurnya. Yang tentu saja juga jengkel karena pendatang dari desa itu hanya mampu membuat rumah petak yang tidak memenuhi kriteria kesehatan di perumahan kumuh yang tak tertata sama sekali.
Bukan saja buruknya lingkungan dan kerasnya hidup di kota besar yang dihadapi para mantan petani desa yang kabur ke kota gara-gara kekeringan yang berkepanjangan, namun juga rasa rindu pada alam . Pepohonan yang hijau.
Di Mumbay / Bombay gubernurnya ( seorang wanita) tak membayangkan betapa beratnya masalah yang harus dipecahkan ketika semakin banyak penduduknya memiliki mobil kecil yang murah meriah yang diproduksi di India. Katanya , "Kita memberi izin pabrik mobil dan kita tak bisa menentukan apa yang rakyat beli."
Wah , ingin saya mengirim email singkat :" Bu , syaratkan agar mobil itu tak berpolusi . Dan , pajak tahunan 20% dari harga mobil. Dan syaratkan mereka agar punya tempat parkir sebelum beli mobil , seperti di Tokyo. " Moso kekurangan akal seh ?
Seorang lainnya ( mungkin dosen ) mengeluh bahwa kotanya meniru-niru Los Angeles yang sudah terlanjur salah asuh , eh , salah tata dari awal. Doeloe orang tidak memikirkan bahwa ketergantungan pada minyak membahayakan kehidupan bersama , boro-boro terpikir soal Peak Oil . Apalagi pemanasan global !
Waktu itu merupakan hal yang normal bermimpi punya rumah besar dan mobil. Maka dibangunlah perkantoran di pusat kota dan perumahan di luar kota. Sayang transportasi umum dianaktirikan sekali. Sehingga mau tidak mau orang yang tinggal di luar kota harus memiliki mobil.
California adalah negara bagian yang bisa mempengaruhi policy Washington , terutama soal pemanasan global. Pada mulanya , apalagi sewaktu kaum neoliberal sedang naik daun dalam masa George W. Bush , pemasan global bahkan tidak mau diakui akibat aktivitas negatif manusia. Namun walau pun gubernur California Republikan , Arnold Schwarzenegger , tetapi policy-nya dalam soal lingkungan hidup jauh berbeda dengan teman satu partainya yang menjadi presiden waktu itu. Sampai saat ini sudah 13 negara bagian di USA yang memiliki hukum lingkungan hidup yang lebih ketat dari hukum yang dibuat oleh Washington.
Tentu saja polusi berat yang tiap hari dihadapi penduduk Los Angeles gubernurnya mempengaruhi gubernurnya. Masa gara-gara ideologi , mata ditutup menghadapi fakta yang kasat mata. Maka mulailah aturan polusi sangat diperketat. Dan di daerah Lancaster , di Los Angeles , dilakukan proyek kecil-kecilan untuk membangun lingkungan yang tidak mendorong orang memiliki mobil :
Perumahan , perkantoran , gym , rumah makan / kafé dll adanya relatif berdekatan. Oya , hal ini tidak menjadi masalah karena apartemen / rumah memiliki isolasi yang cukup , kalau tidak , tentu akan merasa terganggu oleh tetangga.
Karena dari doeloe saya menginginkan Jakarta dipindahkan saja , maka dengan adanya pemanasan global yang akan menenggelamkan Jakarta dan membuat penyakit semakin meraja rela dari malaria , demam berdarah , sakit jiwa dst , merupakan kesempatan yang tepat untuk mulai mikirkan ke mana dipindahkan. ( Yang tidak mau ikut pindah , jangan mendemo saya )