Lihat ke Halaman Asli

PLN Gagap Online

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="Meteran Listrik | Kompasiana (Kompas.com, Shutterstock)"][/caption] Tulisan ini saya buat tidak lebih dari 1 (satu) jam saya "dikerjain" oleh PLN. Ceritanya hampir sebulan ini saya mencoba peruntungan berwirausaha berdagang warung makan di daerah Sleman -Jogjakarta. Kemudian seperti halnya pengusaha awal, saya disibukan banyak detil yang harus saya penuhi agar warung makan saya bisa segera dibuka. Maklum modal mepet, dan untuk menahan waktu lebih lama warung berjalan rasanya sudah "ngap-ngapan". Urusan stock stroom pun, ikut terabaikan. Dan malam ini saya merasa apes gara-gara urusan listrik prabayar. Ada tiga pelanggan warung tengah menikmati hidangannya. Kemudian tiba-tiba listrik mati, yang tentu saja mengganggu kenyamanan pelanggan warung saya. Saya pun kemudian memohon bersabar kepada tiga pelanggan saya tersebut, saya janjikan tidak lebih dari lima menit listrik akan kembali menyala. Karena ada counter penual token berjrak tidak lebih dari 20 meter dari warung saya. Saya kemudian membeli pulsa token dengan nominal Rp. 30.000. Digit angka token (20 digit) terkirim ke ponsel saya dengan isi sms sebagai berikut: 24-04-2014 22:06 C9D661CD437E4B8CBC864B97E1D 0763D WAGIRAN 34029092284 R1/900 nOM:30000 KWH:43,50 Token: 4140-5911-3234-1327-0720 SUKSES Kemudian saya segerakan mengisi token ke alat meteran listrik warung saya. Dan tidak seperti saya harapkan, hingga saya lakukan berulang (plus penuh kesabaran, plus membesarkan hati pelanggan). Listrik tidak tersambung juga. Pelanggan saya mulai gerah hingga tidak menyelesaikan menyantap pesanan, membayar, lalu pergi. Sebagai pengalaman seorang pengusaha pemula, rasanya sakiit hati. Tentu saja lumrah saya merasakannya, karena kesalahan ini bukan saya. Tapi kenapa sistem kacrut ini tidak berjalan tepat saat saya mendapat pengunjung warung. Setelah pelanggan pergi, saya berbalik kembali ke penjual token sebelah warung. Tapi ternyata si penjual juga "haha-hoho" aja... tidak bisa berbuat apa-apa dan berdalih ini kesalahan sistem dari PLN. Tak menerima solusi, kemudian saya mencoba menghubungi call center 123. Call center pun ternyata mengenal jam kantor juga sodara-sodara... Dalam penilaian saya, call center seharusnya 24 jam. Karena pihak PLN menjual jasa yang digunakan 24 jam oleh konsumennya. Ataukah memang semua BUMN Indonesia modelnya seperti ini dan dipertahankan? Dan jika ada pihak PLN yang sempat membaca postingan saya ini, saya cuma berepesan... Bahwa pengihidupan kalian, dibiayai oleh kami. Kami para wajib pajak... Kalian diberikan otoritas monopoli penjualan listrik di negeri ini, seharusnya anda pegang penuh tanggung jawab itu. Anda selalu berteriak agar pelanggan (yang mau tidak mau harus memilih anda) untuk mengerti kebijakan (subjektif) anda. Tapi apakah anda mau mengerti jika pelanggan anda melakukan pengaduan. Dan satu lagi, jika proses rekrutmen pegawai perusahaan anda hanya mampu menjaring manusia gagap sistem online. Lebih baik anda bubarkan, dan mulai rekrut siswa SMK saja. #Tulisan ini saya forward juga ke media Kedaulatan Rakyat, supaya dapat menjadi pelajaran bersama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline