Anak-anak merupakan sumber daya Gereja yang paling esensial, mereka membawa kepolosan,keceriaan,dan ketulusan dalam komunitas gerejawi. Mereka sering hadir dalam kegiatan menggereja seperti sekolah minggu dimana mereka dapat belajar tentang iman, serta mengingatkan kepada semua umat beriman katolik pentingnya menjadi apa adanya ( Bdk. Mat 18:3). Biasanya pembinaan ab\iman anak bertujuan untuk menjadikan mereka, menjadi pemimpin rohani dan pengikut Kristus sejati di masa depan serta menjadikan anak sebagai pewaris iman gereja yang harus senantiasa dilestarikan.
Melalui keluarga para suami istri dengan sakramen perkawinan semestinya harus mendidik anak tentang iman, karena orang tua pada hakikatnya adalah pendidik pertama dan utama. Karena melalui keluargalah para anggota-anggota Gereja dilahirkan dan dibaptis untuk diangkat menjadi anak Allah, dan diterima menjadi anggota Gereja (Lumen Gentium.11). Dalam Gereja kecil inilah hendaknya para orang tua menjadi teladan, dan pewarta iman perta kepada anak karena melalui hal ini keluarga dapat memancarkan Kasih dan kesatuan yang utuh antara Kristus dengan Gereja. Dengan pondasi pertama iman yang diberikan lewat orangtua inilah yang dapat menjadikan anak bersemangat dalam melanjutkan misi gereja dan mewartakan iman,harapan ,dan kasih.
Harapannya kelak anak-anak ketika sudah menjadi dewasa, dapat menghayati perannya sebagai garam dan terang dunia dalam semangat persekutuan Gereja. Pembinaan iman anak juga mengambil peranan dalam membentuk karakter, kepribadian dan sikap mereka, namun hal ini menuntut adanya partisipasi dalam kegiatan menggereja maupun kegiatan hidup iman dalam keluarga. Senada dengan perkataan Yesus : “Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaku, jangan halang-halangi mereka sebab merekalah yang mempunyai kerajaan Allah”(Mat 19:14).
Hendaknya Gereja dan keluarga menjadi tempat yang ramah,nyaman dan aman bagi anak-anak, jangan menganggap anak sebagai pengganggu dalam kehidupan menggereja. Justru karena merekalah Gereja bisa hidup karena melalui anak-anak para orang dewasa dapat belajar tentang cinta kasih, dan pengampunan, Karena kepolosannya anak-anak tentunya dapat menjadi teladan kita semua dalam menghayati iman yang sesungguhnya, mereka adalah pribadi yang apa adanya, dan tidak munafik. Penting bagi gereja dan keluarga untuk menyediakan lingkungan yang ramah bagi anak-anak, di mana mereka dapat belajar dan tumbuh dalam iman secara sehat. Ini melibatkan pengajaran yang sesuai dengan usia, interaksi yang positif dengan orang dewasa yang bertanggung jawab, serta dukungan dan perlindungan terhadap kesejahteraan dan keselamatan mereka.
Sebagai orang dewasa, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak merasa didukung dan dicintai dalam komunitas gereja dan keluarga. Dengan cara ini, kita dapat belajar dari kepolosan mereka dan memperkaya iman kita dengan kasih sayang dan kebaikan yang mereka bawa ke dalam hidup kita. Ketika kita membuka diri untuk belajar dari kepolosan anak-anak dan menerima kebaikan serta kasih sayang yang mereka bawa, kita secara alami memperkuat iman kita. Anak-anak memiliki cara unik untuk melihat dunia dan memahami konsep-konsep spiritual yang dapat menginspirasi dan memperdalam pengalaman iman kita. Dengan memberikan perhatian yang tepat dan menghargai kontribusi mereka dalam komunitas gereja dan keluarga, kita menciptakan lingkungan yang memungkinkan anak-anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi mereka sebagai anak-anak Tuhan. Hal ini juga membantu kita sebagai orang dewasa untuk terus bertumbuh dalam iman dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H