Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, bela negara merupakan kewajiban bagi setiap warga negara Indonesia, bahkan juga sebagai hak yang harus ditunaikan warga terhadap negara. Hak dan kewajiban tersebut merupakan wujud kecintaan terhadap bangsa dan negara Indonesia (nasionalisme) yang harus selalu ditumbuhkembangkan (Septiana, 2020). Sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang Dasar 1945. Bela negara tidak hanya bermakna dalam konteks militer, tetapi juga mencakup kontribusi aktif dalam berbagai bidang untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan bangsa. Saat ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan nasional, seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, dan ketahanan ekonomi yang semuanya memerlukan kolaborasi lintas sektor. Dalam hal ini, ilmu teknik industri memiliki peran strategis dalam mendukung upaya bela negara, khususnya melalui optimalisasi rantai pasok, peningkatan efisiensi produksi, dan manajemen sumber daya yang lebih baik.
Seiring dengan globalisasi dan perkembangan teknologi, sistem rantai pasok menjadi semakin kompleks. Keterbatasan sumber daya, perubahan permintaan pasar, serta ketergantungan terhadap impor menjadi beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia. Oleh karena itu, penerapan keilmuan teknik industri dalam mendukung ketahanan nasional menjadi sangat relevan. Artikel ini akan mengulas bagaimana bela negara dapat diimplementasikan melalui pendekatan teknik industri, dengan fokus pada optimalisasi rantai pasok sebagai salah satu strategi untuk memperkuat ketahanan nasional.
Teknik industri adalah disiplin ilmu yang berfokus pada perancangan, peningkatan, dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan, dan energi untuk menspesifikasikan, memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi (Zamista, 2018). Dalam konteks bela negara, teknik industri dapat berperan besar dalam:
1. Manajemen Rantai Pasok Nasional
Sistem rantai pasok yang kuat adalah kunci untuk memastikan distribusi kebutuhan dasar, seperti pangan, obatobatan, dan energi, secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Dalam situasi darurat atau krisis, seperti pandemi atau bencana alam, kemampuan untuk mengelola rantai pasok dengan cepat dan efisien dapat menjadi faktor penentu keberhasilan mitigasi. Teknik industri menawarkan berbagai alat analisis, seperti simulasi dan optimasi, untuk mengidentifikasi titik lemah dalam sistem rantai pasok dan memberikan solusi konkret.
2. Peningkatan Ketahanan Produksi Dalam Negeri
Ketergantungan Indonesia pada impor bahan baku dan produk jadi menciptakan kerentanan terhadap gejolak ekonomi global. Dengan pendekatan teknik industri, strategi substitusi impor dapat diimplementasikan melalui peningkatan efisiensi proses produksi dalam negeri. Lean manufacturing, justintime production, dan total quality management adalah beberapa metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan daya saing industri lokal.
3. Manajemen Risiko dan Keberlanjutan
Teknik industri juga berperan dalam mengidentifikasi risiko dalam sistem nasional, termasuk risiko gangguan rantai pasok atau bencana. Dengan menerapkan metode risk assessment dan perencanaan kontinjensi, Indonesia dapat mempersiapkan diri lebih baik menghadapi berbagai kemungkinan.
Implementasi konkret bela negara melalui pendekatan teknik industri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
1. Optimalisasi Rantai Pasok Pangan