Berbicara tentang ABRI atau TNI, saya selalu teringat perjalanan spiritual yang sangat panjang yang dialami pasukan-pasukan Siliwangi kembali ke Jawa Barat dari Jogjakarta dengan hanya berjalan kaki. Bayangkan dari Jogjakarta ke Jawa Barat dengan berjalan kaki!!! Luar biasa sekali....
Kembalinya pasukan Siliwangi ke Jawa Barat ini lebih dikenal dengan nama Long March, Long March dijadikan pilihan terbaik Jenderal Sudirman melalui Surat Perintah Siasat Nomor 1 setelah Belanda membatalkan perjanjian Renville. Perjanjian Renville sendiri disepakati kedua belah pihak antara RI dan NICA di atas kapal U.S Renville yang sedang bersandar di teluk Jakarta pada saat itu.
Salah satu isi dari Perjanjian Renville adalah mengharuskan semua pasukan-pasukan yang ada di Jawa Barat mengosongkan kantong-kantong gerilya untuk berhijrah ke Jogjakarta dan sekitarnya. Perjanjian ini jelas-jelas menguntungkan pihak Belanda karena beberapa wilayah republik jatuh ke tangan musuh, namun disisi baiknua, Belanda mengakui eksistensi republik beserta tentaranya.
Long March anak-anak Siliwangi yang panjang sangat memprihatinkan. Selain menempuh perjalanan yang panjang, pasukan Siliwangi juga dihadapkan dengan banyaknya gangguan-gangguan dari Belanda dan bahkan tercatat Pasukan Hijrah ini beberapa kali mendapat perlakuan keji dari apa yang dinamakan dengan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Sungguh perjalanan yang sangat berat, dan Siliwangi berhasil melewati itu semua demi mencapai kemerdekaan yang akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Lalu, apa hubungannya antara TNI dan sepakbola Indonesia??? Beberapa hari lalu, media nasional dihebohkan dengan aksi brutal anggota-anggota TNI terhadap suporter Gresik United. Kericuhan ini memakan korban di pihak suporter. Tindakan anarkistis yang dilakukan anggota-anggota TNI ini sungguh sangat memalukan. Anggota TNI seharusnya tidak melakukan aksi tak terpuji itu, apalagi yang diserang hanya warga sipil (masyarakat biasa).
Berkaca pada Long March pasukan Siliwangi tadi, TNI seharusnya menempatkan posisi mereka sebagai pelindung masyarakat, tameng bagi masyarakat dari berbagai ancaman keamanan dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Bukan malah melakukan aksi keji kepada masyarakat, ini perlu diluruskan kembali. Panglima TNI seharusnya bertindak cepat dengan menindak anggota-anggota TNI yang anarkis tersebut.
TNI musuhnya adalah komunis dan yang pro komunis. Silahkan ganyang mereka sekalipun antek komunis berada dalam lingkaran istana. TNI adalah kawan baik bagi masyarakat bukan sebaliknya. Wahai panglima TNI... Tindak tegas oknum TNI yang tak bertanggung jawab itu...
Oleh :
Andika Hasrimaidal Khaizan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H