Lihat ke Halaman Asli

Subuh dan Seulas Kantuk

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bangun sayang, meski dingin menggigit
Kau tak boleh lelap begitu panjang
Pada dingin Tuhan turunkan kehangatan
Raihlah kehangatan itu dengan hatimu
Selimutkan pada setiap ujung lelahmu
Pada sayup-sayup nafas burung dendangkanlah
Nada-nada ilahi yang membuatmu tersedu
Jangan biarkan iblis bergelantungan
Pada keindahan tidurmu
Dan engkau lupa ada seekor burung yang berkicau rendah
Sayangku, mari kita bangkit dan bersubuh bersama
Di rumah sajak lelaki pinggiran
Lalu kita senandungkan kembali keindahan-keindahan pagi
Tanpa ragu kau memilihku di depan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline