Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat Jepang vs Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 24 Januari 2016   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Salam perjuangan.....

Negara Jepang adalah negara kecil nanmaju dengan sejuta  keunggulanya dibandingkan dengan nengara kita tercinta Indonesia. Hal inilah yang sebenarnya yang menggelitik di hati saya yang paling dalam mengapa negara jepang kecil itu bisa menjadi negara yang maju.......? Kalau kita ambil perbandingan dengan negara jepang negara dan negara  kita Indonesia lebih Luas, dan memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang lebih bayak dari pada Negara jepang.

Sedikit ulasan tentang negara jepang. Negara Jepang yang memiliki jumlah pulau 6.852 dan jumlah penduduk 128 juta orang, negara yang menduduki urutan ke-10 dalam negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar didunia. Masyarakat Jepang sejak dini memang di latih untuk menjadi orang mandiri sebisa mungkin, itu terbukti dalam budaya yang mereka jalankan sampai saat ini. Ketika warga Jepang perpergian ke suatu tempat, seperti ke kantor, kesekolah ataupun ke supermarket mereka justru lebih memilih menggunakan fasilitas umum seperti densha (kerareta listrik) bukan berarti mereka tidak memiliki kendaraan pribadi, dan dalam sela-sela perjalan mereka habiskan untuk membaca Buku ataupun Koran. Kebiasan-kebiasa inilah yang sudah mendarah daging yang telah menjadi budayah di negara Jepang sampai saat ini. Bukan haya dilakukan oleh orang tua, ataupun orang dewasa, bahkan anak-anak  yang masih bersekolah di TKpun melakukan hal yang demikian itu dalam keseharianya. Nah dari hal kecil tersebut patut kita menarik sebuah kesimpulan bahwa masyarat Jepang memanfaatkan waktu seefektif dan efisien mugkin atau dengan kata lain Orang Jepang lebih menghargai waktu.

Trus Bagaimana dengan Masyarakat yang ada di Indonesia??
Negara Indonesia yang mempunya 13.466 pulau dan mempunyai jumlah penduduk 237 juta jiwa survei pada tahun 2010, dan peringkat ke-4 sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Perlu kawan-kawan ketahui bahwa Negara kita memiliki peran yang urgen dalam kelanjutan hidup orang-orang Jepang, karena pada hari ini Jepang termasuk dalam negara Pengimpor, seperti:  minyak bumi, batu bara, biji besi dan kayu. Sumber energi yang di gunakan oleh masyarakat Jepang 85% berasal dari negara lain, dan Indonesia sebagai penyuplai pasokan miyak bumi untuk negara Jepang sendiri. Ketika bangsa ini menghentikan pasokan miyak bagi warga Jepang maka 30% dari wilayah-wilayah yang ada di  negara Jepang akan jelap gulita.

Bukanya aku mengajak kawan-kawan untuk berbangga diri dengan turut andilnya negara kita dalam kelanjutan hidup warga Jepang, tapi perlu kawan-kawan sadari bahwa masih bayak yang perlu kita pelajari dari masyarakat Jepang untuk saat ini. Saya tidak akan membahas secara detail tentang bagaimana proses dan giat-giat yang dilakukan orang-orang Jepang sehingga menjadi Negara yang maju.  Ada satu budaya yang menurut saya yang sangat urget yang dilakukan oleh warga Jepang, dan itu nyaris tidak dimiliki oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan para Mahasiswa khususnya yaitu mengahargai Waktu, dapat kita lihat kebiasaan-kebiasaan yang terdapat di para Mahasiswa hari ini yang justru lebih senang mengulur-ulur waktu dalam melakukan suatu hal, seperti:  Rapat, kajian maupun pertemuan penting lainya. Paranya  menunda suatu kegiatan yang saya maksudkan bukan 30 menit, atau sejam bahkan sampai 2 jaman saya menunggu sehingga kegiatan tersebut bisa dilakukan. Berbagai alasanpun bermunculan seperti: tidak ada kendaraanlah, lupalah ataupun kerumah senior dulu.

Inilah potret dunia kemahasiswaan terhusus bagi para mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia organisasi, baik organisasi internal kampus maupun organisasi eksternal kampus hari ini. Istilah jam karet sudah melekat dalam kehidupan mereka, yang mereka implementasikan dalam dunia organisasi yang mereka tekuni. Seharusnya hal ini tidak akan terjadi ketika setiap konponen dalam organisasi tersebut memiliki kesadaran yang tinggi, akan pentingnya waktu pagi mereka, dan tidak membudidayakan menunda-nunda rapat atau kegiatan.

Hal ini tidak akan terjadi ketika kondisi lingkungan dan orang-orang di dalamnya  menjalankan prinsip on time(tepat waktu)  sebagai prinsip NO.1 dalam dunia organisasi. Kita butuh pengurus yang dapat mengurus anggota-anggotanya walaupun dalam mengurusi hal kecil seperti dalam persoalan On Time dalam berkegiatan.

 Kita tidak butuh pengurus yang hanya meyandang gelar kepegurusan, tapi tidak becus dalam mengurusi semua anggota-anggotanya.

Setidaknya kita bisa belajar dari masyarakat Jepang yang sangat menghargai waktu dalam melakukan hal-hal terkecil sekalipun dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karena hal-hal yang  kecil yang kita lakukan dalam keseharian kita akan menjadi sebuah kebiasaan dalam hidup kita.....

Mohon ma’af ketika Tulisan saya menginggung Para senior saya di Organisasi internal  maupun Eksternal kampus. Karena itulah tujuan dari penulisan tulisan ini, agar kiranya dapat diperhatikan dan marilah kita bersama-sama mengoreksi diri  kita semua terutama bagi diri penulis, untuk kelanjutan hidup organisasi kita kedepanya....

Ikatlah sesuatu sekuat mungkin yang telah tercerai berai, agar menjadi insan paripurna.

Kritik dan saran dibutuhkan.

Yakusa.

Writen by Andika abbas

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline