Lihat ke Halaman Asli

Andika NugrahaFirmansyah

Aktif di Sokola Sogan, Komunitas Belajar berbasis minat dan bakat.

Program Sekolah Penggerak, Seberapa Jauh Kita akan Berubah?

Diperbarui: 21 Oktober 2021   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi siswa saat mendapat pengarahan guru di kelas| Sumber: Shutterstock via kompas.com

"Anak didik diibaratkan sebagai wadah kosong yang siap dibentuk karakternya dan siap menerima transfer pengetahuan, motivasi melalui ceramah dari gurunya."

Berbicara mengenai pendidikan selalu tidak pernah ada habisnya. Pendidikan mestinya menjadi ruh dalam proses pembangungan dan transformasi sosial suatu bangsa. Bicara  mengenai Indonesia, terdapat pemeo ganti menteri ganti kurikulum. Yang terbaru adalah kurikulum merdeka belajar. 

Di dalam kurikulum merdeka belajar ini terdapat visi pendidikan mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Dalam upaya implementasinya terdapat Program Sekolah Penggerak yang diluncurkan pada tahun 2021.

Dalam paparan program sekolah penggerak, visi dari program ini adalah sebagai katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia. 

Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). 

Dengan definisi tersebut tentu akan ada perubahan-perubahan baru dari kondisi saat ini.

Gambar 1. Tantangan Dunia Pendidikan

Dilihat dari 5 kategori perubahan tersebut, penulis mencoba meninjau dari filosofi pendidikan yang disampaikan oleh Paul Ernest (1991)

Gambar 2. Tabel Filosofi Pendidikan Disarikan dari Ernest (1991)

Pada 3 kolom pertama: Industrial Trainer, Technological Pragmatism dan Old Humanism merupakan paradigma lama yang berujung pada kapitalisasi dan industrialisasi pendidikan. 

Anak didik diibaratkan sebagai wadah kosong yang siap dibentuk karakternya dan siap menerima transfer pengetahuan, motivasi melalui ceramah dari gurunya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline