Lihat ke Halaman Asli

Andika Prasetio

Pelajar/mahasiswa

Program peer support dalam bimbingan konseling dan layanan psikososial

Diperbarui: 20 Januari 2025   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Peer Support dalam Bimbingan Konseling dan Layanan Psikososial

Dalam dunia pendidikan maupun kehidupan sosial masyarakat, kebutuhan akan dukungan psikososial semakin penting. Salah satu pendekatan yang saat ini banyak diterapkan adalah program peer support (dukungan teman sebaya) dalam bimbingan konseling dan layanan psikososial. Program ini mengandalkan peran teman sebaya sebagai sumber dukungan sosial yang dapat membantu individu mengatasi berbagai permasalahan psikologis atau emosional, baik di sekolah, kampus, maupun lingkungan sosial lainnya.

Pengertian Peer Support

Peer support adalah suatu pendekatan di mana individu atau kelompok yang memiliki pengalaman serupa memberikan dukungan, pemahaman, serta berbagi informasi untuk membantu orang lain yang sedang menghadapi masalah serupa. Dalam konteks bimbingan konseling dan layanan psikososial, program peer support melibatkan peran teman sebaya yang telah dilatih untuk memberikan dukungan emosional, mendengarkan keluh kesah, serta memberikan informasi atau saran yang bermanfaat. Program ini sering diterapkan untuk menangani berbagai isu seperti tekanan akademik, kecemasan sosial, depresi, bullying, serta isu-isu lainnya yang berdampak pada kesejahteraan mental.

Tujuan Program Peer Support

Program peer support bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan emosional dan psikososial peserta, mengurangi stigma terhadap masalah kesehatan mental, serta membangun jaringan sosial yang positif di lingkungan tempat mereka berada. Beberapa tujuan spesifik dari program ini antara lain:

  1. Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Mental: Melalui peer support, individu akan lebih mudah mengungkapkan perasaan dan masalah psikologis mereka, yang membantu mengurangi stigma terkait dengan kesehatan mental.
  2. Mendukung Proses Penyembuhan: Teman sebaya yang terlibat dalam program ini dapat memberikan dukungan emosional yang sangat berarti, yang membantu individu merasa lebih dimengerti dan dihargai.
  3. Memberikan Informasi yang Relevan: Teman sebaya yang sudah dilatih dapat memberikan informasi terkait cara-cara mengatasi masalah psikososial tertentu, serta merujuk individu kepada profesional jika diperlukan.
  4. Membangun Keterampilan Sosial dan Komunikasi: Program ini juga berfungsi untuk meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi baik bagi penerima dukungan maupun pemberi dukungan.

Manfaat Program Peer Support

Implementasi program peer support dalam bimbingan konseling dan layanan psikososial memiliki banyak manfaat, baik bagi peserta yang menerima dukungan maupun bagi teman sebaya yang memberikan dukungan. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

  1. Mengurangi Perasaan Terisolasi: Banyak individu, terutama remaja, merasa terisolasi atau tidak dimengerti saat menghadapi masalah pribadi. Melalui peer support, individu merasa memiliki teman yang siap mendengarkan dan memahami mereka.
  2. Meningkatkan Keterampilan Koping: Dukungan yang diberikan oleh teman sebaya dapat membantu individu belajar cara-cara yang sehat untuk mengatasi stres, kecemasan, dan masalah lainnya.
  3. Mendorong Keterlibatan dalam Layanan Psikososial: Dengan adanya program peer support, individu yang mungkin ragu untuk mencari bantuan dari profesional akan lebih terdorong untuk mencari layanan konseling atau psikoterapi.
  4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri: Bagi teman sebaya yang memberikan dukungan, pengalaman ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka, karena mereka merasa memiliki peran positif dalam membantu orang lain.

Implementasi Program Peer Support

Untuk keberhasilan program peer support, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

  1. Pemilihan dan Pelatihan Teman Sebaya: Teman sebaya yang akan terlibat dalam program ini harus dipilih dengan cermat. Mereka sebaiknya merupakan individu yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik, empati, dan siap untuk memberikan dukungan. Setelah pemilihan, mereka perlu menjalani pelatihan mengenai keterampilan konseling dasar, mendengarkan secara aktif, serta cara mengatasi masalah psikososial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline