Pada awal tahun 1993 saya masih ingat, waktu itu saya mulai punya tabungan hasil kerja yang bisa dikatakan cukup dengan satu istri dua anak, jadi punya jaminan jika saya mulai punya utang dengan menggunakan kartu kredit yang banyak ditawarkan saat itu, untuk coba juga kenapa tidak, jika bisa mengaturnya.
Awalnya saya belum faham betul cara menggunakan kartu kredit itu, supaya tiadk terjebak seperti banyak orang sudah bercerita bercerita, menjadi hidup susah karena m4nggunakan kartu kredit.
Setekah jadi pengguna saya pernah juga sekali dua terkena bunga utang karena terlambat atau kurang bayar. Saya belum begitu faham di awal penggunakan kartu kredit, misal saya kena tagih Rp.1.330.000, saat itu saya bayar Rp1.300.00, sisa 30 ribu, ternyata saya kena bunga, karena ada utang tersisa Rp 30 ribu, dihitung bunganya bukan dari Rp30 ribu tetapi dari Rp.1.330.00 . haaa.... Wadduh.
Saya komplen dan mengaku saja jika saya belum faham, akhirnya saya di maafkan.
Bukan tidak pernah saya terkena pinalti setelah itu, masih ada beberapa kali lagi , karena ternyata saya lupa bayar kredit , ternyata sudah lewat waktu. Mustinya diluasi kemarinya, saya baru teringat hari ini, jadi bulan berikutnya saya terkena bunga kredit sekian persen. padahal cuma terlambat melunasi tidak sampai dua pulum empat jam. Saya mencoba kembali komplen, ujungnya alas an saya dapat diterima dan dimaafkan, bunga kredit dihapus, karena sebelumnya dapat dibilang saya tidak pernah telat melunasi lewat waktu.
Saat batas limit kredit masih terbatas, saya sering juga jika lagi tugas ke luar negeri minta batas limit kreditnya ditambah, ternyata diberi juga,cuma untuk batas tertentu dan waktu tertentu, Jika sudah begini saya merasa sangat terbantu, kemana mana tidak perlu bawa uang cash. Apa susahnya dan apa kendalanya ada yang tidak mau menggunakan kartu kredit. Asal kita tetap taat aturan dan perhatikan batas penggunakan dan kapan utang kita harus dilunasi.
Karena itu saya malas menjadi malas merespon teman yang diplomat senior sudah tugas di beberapa negara sering bercerita jika dia anti kartu kredit, karena bisa mencelakakan. Dia katanya kemana mana saat didalam maupun diluar negeri selalu bawa uang cash, tidak pernah mau menggunakan kartu kredit.
Diimingi kredit hape bunga nol persen
Pertengahan tahun 20 11 saat mengunjungi Pekan Raya Jakarta di Kemayoran, ada salah satu stand jual hape. Saat lihat lihat saya mulai tertarik dengan merek hape yang dulu saya paling tidak suka, karena terkesan hape murahan saat masih kerja di Malaysia, tetapi ternyata semkin hari semakin ramai orang menggunakan hape merek itu.
Saat saya mencoba melirik dan berniat membeli satu unit yang lagi banyak orang tertarik harga jual, saya sudah lupa harga persisnya, katakana dibandrol harga Rp. 5.600.000, tetapi jika di kerdit menggunakan kartu kredit bank yang saya gunakan, dapat diskon menjadi hanya Rp. 5000.000 dan dapat dibayar dua belas kali cicilan tanpa bunga. Wuih siapa tidak suka....hahahaha.... mulailah saya sejak saat itu tidak tahan jika diimingi dengan bayar kredit tanpa bunga, untuk kredit mesin penyuling air yang harganya cukup mahal, tv bahkan terahir laptop, wadduh.
Saya pun tidak mau los begitu saja, tetap berjaga jaga dan mulai hitung hitung jika ada uang lebih saya ambil kredit tanpa bung ajika memang barang itu diperlukan, jika tidak saya tidak mau, karena sebenarnya barang yang saya kredit itu dibayar lunaspun bisa dan saya menampik jika kredit yang saya haaarus bayar lebih dari Rp. 500.000 perbulanya dan dalam satu masa ada kredit tidak lebih dari 3 macam, jika sudah ada yang lunas, baru saya mau kredit lagi. Ada yang jangka waktu kreditnya satu tahun, ada yang dua tahun, dan ada yang tiga tahun karen harga yang dikreditanya cukup besar.