Di antara buku-buku tebal dan catatan kuliah, Kau berjalan dengan langkah tegap, penuh semangat. Dari desa ke kota, dari kebun ke ruang kuliah, Kau membawa mimpi dan harapan, tak pernah berhenti berusaha.
Ingatlah, setiap keringat yang menetes di dahi, Adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Ketika uang kuliah terasa berat, dan beasiswa tak kunjung datang, Kau tetap berdiri, menghadapi badai, dan mengejar bintang.
Kini, di semester keenam, kau telah menorehkan sejarah, Program pertukaran mahasiswa dan kampus mengajar membuka pintu. Bantuan biaya hidup mengalir, seperti hujan di tanah yang kering, Dan kau tahu, ini adalah hasil dari perjuangan dan kerja keras.
Jangan pernah lupa, di balik setiap angka dan rumus matematika, Ada mimpi yang terukir di tanah, seperti akar pohon yang kuat. Kau adalah harapan bagi keluarga, bagi desa, bagi negeri, Teruslah berjalan, mahasiswa yang berjuang, hingga puncak impian tercapai.
...
Puisi di atas ditulis berdasarkan kisah yang sedang dialami oleh penulis saat berjuang menjalankan pendidikannya di perguruan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H