Lihat ke Halaman Asli

Salib Kasih, Wisata Alam dan Religi di Tarutung

Diperbarui: 1 Maret 2020   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perjalanan dimulai dari Kota Sibolga, kota yang berada di pesisir pantai barat Sumatera utara menuju Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Melewati Jalan yang dikenal dengan banyaknyanya belokan tersebut menghabiskan waktu tempuh lebih kurang 2 jam. Karena laju mobil sengaja dibuat lambat agar tidak menyebabkan mual. Padahal kondisi jalan yang sangat mulus, harusnya perjalanan menuju Tarutung tersebut sudah bisa ditempuh dengan waktu 1,5 Jam.

Sambutan tugu kacang yang masih kokoh, pertanda bahwa telah memasuki tarutung. Tugu Kacang tersebut dibuat karena tarutung terkenal dengan kacang sihobuknya yang sangat renyah. Dari kota tarutung masih membutuhkan waktu sekitar 30 Menit lagi untuk bisa sampai di Salib Kasih.

Salib Kasih terletak di Bukit Siatas Barita, Desa Situngkir, Kabupaten Tapanuli Utara. Salib Kasih adalah sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang jasa Misionaris Kristen asal Jerman yaitu Inger Ludwig Nommensen. Pembangunan Salib Kasih digagas tahun 1992 dan mulai dibangun tahun 1993.

Sebagai penanda memasuki jalan menuju lokasi, ada sebuah gapura bertuliskan selamat datang di Salib Kasih. Lalu perjalanan akan melalui jalur pendakian hingga tiba di lokasi parkir kendaraan, untuk retribusi parkirnya akan dibayar nanti saat pulang meninggalkan lokasi.

Dari lokasi parkir, kita harus menuruni anak tangga hingga ke lokasi lapangannya. Di lokasi lapangan ini, ada terdapat beberapa arena, diantaranya penjuanan souvenir, penjualan makanan dan minuman, arena mewarnai anak, trambolin anak dan Sewa Motor ATV.

Sebelum melanjutkan perjalanan, kita harus membayar tiket masuk di pintu gerbang yang didepannya berdiri patung Nommensen. Selanjutnya perjalanan akan dilakukan dengan berjalan kaki dengan jalur mendaki sekitar 800 Meter. Oleh karena itu perlu tenaga ekstra untuk bisa sampai ke lokasi salib kasihnya. 

Namun ada juga tersedia ojek yang bisa membawa pengunjung, tetapi bagi pengunjung yang ingin diangkut ojek harus mengeluarkan biaya tambahan dan bersabar menunggu. Karena hanya ada tersedia 1 ojek saja. 

Hal itu mungkin karena jalur yang tersedia juga sangat sempit serta kemiringan yang tinggi, sehingga tidak memungkinkan ojek bisa saling berpapasan dijalan.

Ada dua jalur yang tersedia, satu untuk jalur mendaki dan satunya lagi untuk jalur menurun. Tetapi pengunjung biasanya memilih secara bebas untuk jalur yang ditempuhnya. Sehingga di sepanjang jalur akan selalu berpapasan dengan pengunjung saat mendaki maupun menurun. Kedua jalur dibedakan dari bentuknya, satu beranak tangga dan yang satunya jalur rata saja. Jalur rata tersebutlah yang menjadi jalur ojek.

Sepanjang jalur pendakian, pengunjung akan menikmati hawa yang sejuk dengan kerindangan yang dihasilkan oleh pohon pinus. Jika melawati jalur beranak tangga, dipertengahan jalan pengunjung bisa melihat jejeran plangkat yang sengaja ditinggalkan oleh pengunjung untuk mengenang bahwa dirinya pernah berkunjung ke salib kasih. 

Plangkat yang jumlahnya ratusan tersebut, sepintas akan terlihat seperti nisan di makam. Namun begitu kita dekati dan baca tulisannya, barulah kita sadari bahwa itu hanya barisan plangkat kenangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline