Konflik bisa dialami oleh siapapun dan di manapun, termasuk di sekolah. Peserta didik, guru, atau pun kepala sekolah dalam waktu-waktu tertentu sangat mungkin dihadapkan dengan konflik.
Apabila konflik yang terjadi di sekolah tidak terkelola dan bersifat destruktif, maka selain dapat mengganggu organisasi sekolah juga dapat mengganggu terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pendidikan.
Konflik dapat menjadi masalah yang serius dalam setiap organisasi, tanpa peduli apapun bentuk dan tingkat kompleksitas organisasi tersebut, jika konflik tersebut dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. Karena itu keahlian untuk mengelola konflik melalui manajemen konflik sangat diperlukan bagi setiap pimpinan, termasuk kepala sekolah dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di lingkungan sekolah.
Negosiasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah. Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan pecundang; dalam setiap negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah hasil yang positif bagi kepentingan bersama.
Kepala sekolah dituntut menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan utama menerapkan managemen konflik dalam organisasi sekolah adalah untuk membangun dan mempertahankan kerja sama yang kooperatif dengan pihak-pihak yang ada dalam organisasi pendidikan, yakni kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, bahkandengan pihak luar.
PENDAHULUAN
Manusia merupakan mahluk hidup yang tidak terlepas dari ketergantungan dengan manusia lain didalam suatu masyarakat atau sering disebut sebagai mahluk sosial. Setiap individu memiliki ciri khas yang dibawa dalam suatu interaksi sosial dengan anggota masyarakat. Kekhasan suatu individu dapat menjadi suatu yang positif, yaitu menciptakan peluang maupun suatu yang negatif, yaitu hambatan dalam suatu masyarakat.
Peluang dan hambatan tersebut muncul ketika anggota masyarakat menetapkan tujuan-tujuan yang dianggap baik di masyarakat tersebut. Individu yang memiliki ciri khas yang sesuai dengan tujuan maka dianggap memberikan pengaruh yang positif sedangkan individu yang memiliki ciri khas yang tidak sesuai dengan tujuan akan dianggap memberikan pengaruh yang negatif pada anggota masyarakat lainnya.
Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi (Robbins, 2008).
Salah satu bentuk hambatan yang ada didalam organisasi adalah konflik yang disebabkan ketidakselarasan perilaku dari individu, kelompok dan struktur dalam suatu organisasi. Namun konflik juga dapat menjadi suatu peluang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan lebih efektif dan efisien sehingga organisasi tidak bersifat statis.