Lihat ke Halaman Asli

Andi Harianto

TERVERIFIKASI

Kesederhanaan adalah kekuatan

Jikalau Bisa Diatur, Mengapa Harus Dibuang?

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13348069772078602974

Barang bekas dibuang sayang, disimpan merusak pandang. Demikian kadang pembuat dilema saat potongan balok, pecahan bata, kaleng cat, botol plastik, potongan pipa dan lainnya berserak di halaman. Gerobak, linggis, sekop, kuas bekas dan aneka alat lain, juga  terkadang memakan ruang serta mengganggu mata saat setelah alat-alat tersebut diistirahatkan.

Ada juga  yang langsung membuangnya, menumpuknya di gudang atau disimpan di atas plafon. Memang problem mengganggu itu teratasi sekejap, tetapi saat akan kembali menggunakannya, kita akan kesulitan karena harus kembali memanjat plafon dengan keringat mengucur serta jelaga hitam membedaki pipi yang berkeringat. Belum lagi jikalau ingus pun turut meleleh.

Karena barang dan alat bekas ditumpuk berkarat di gudang pengap, maka saat memasukinya, laba-laba, nyamuk, para tikus dan kecoak kadang menjadi teman menjengkelkan. Beruntunglah jika Anda memiliki ruangan luas dan halaman lapang. Bagaimana jikalau rumah itu seperti hunian saya yang bertipe RSSSS (Sangat Sederhana Sehingga Selonjor dan Selingkuh pun Sulit). Adakah jalan keluarnya? [caption id="attachment_172508" align="aligncenter" width="540" caption="Linggis dan potongan balok, nyempil"]

13348071341793982599

[/caption] Menjadikan yang sempit sebagai tempat menyelip tentu akan terasa hangat, apalagi jikalau tempat nyempil itu sesuatu yang hijau, segar dan sedap dipandang mata. Demikian pula dengan halaman sempit, rerimbunan daun, sudut ruang, pilar pagar, tepian kolam, bahkan pot wadah tanaman, bisa dijadikan tempat nyelip buat barang bekas dan aneka peralatan kita.

Tetap indah walau diletakkan bukan pada tempatnya, adalah sesuatu yang aneh. Bukankah pepatah sejak jaman bahulea tidak berubah, “tempatkan sesuatu pada tempatnya”. Jangan kuno, justru karena keanehan itulah yang membuatnya unik, dan keunikan itu sendiri  estetika. Semua manusia tentu berharap keindahan, kelapangan, kemanfaatan dan kebaikan.

Pot sebenarnya adalah wadah untuk menanam, dan tempatnya cocok jikalau bersusun apik di taman. Tidakkah unik jikalau wadah tanaman hias itu kita jadikan sebagai tempat kuas bekas pengecatan, sapu ijuk, martil, pisau dan alat lainnya? Ketika kuas dan sapu lidi diletakkan terbalik, maka alat itu tetap mirip hiasan jikalau diletakkan di posisi yang tepat. [caption id="attachment_172518" align="aligncenter" width="540" caption="Ban bekas, kaleng cat dan potongan bambu jadi pot"]

13348088351929721400

[/caption]

Lalu bagaimana dengan kaleng bekas dan botol plastik? Wadah cat bisa dijadikan pot. Tentu akan lebih rapi jikalau sebelumnya dicat seragam. Karena wadahnya kecil, kaleng cat tepat untuk tanaman merambat. Ada pun kaleng cat yang belum diisi tanaman, bisa ditumpuk bersusun atau berbanjar. Bentuknya bisa menyerupai pagar mini.

Karena bekas wadah plastik adalah sampah berbahaya dan sulit terurai, tak cocoklah dibuang sembarang. Jikalau ditanam ke tanah, mengganggu kualitas air. Dibakar pun asapnya penyebab kangker dan merusak ozon. Mau diapa lagi? di buang ke laut, juga membunuh ikan. Perlulah kita sebisanya memanfaatkan plastik sisa dan mengurangi penggunaan kresek yang tak ramah lingkungan itu.

Bekas gelas atau botol air kemasan sangat baik untuk pembibitan. Jikalau bibit akan dipindah, cukup digunting wadahnya. Akar tanaman kesayangan kita tak bakal rusak dan mudah bertumbuh karena tanahnya tetap utuh.

Meletakkan sesuatu buat keindahan dan kemanfaatan, tentu semua dari kita punya kreatifitas masing-masing, bermanfaat tidaknya barang bekas terhadap kita tentu hal subjektif, tetapi menjadikan sesuatu yang merusak pandang itu berubah indah, pastilah kita semua sepakat.

Bermanfaat bagi saya, belum tentu bermanfaat bagi yang lain. Pastinya, terharap oleh semua bahwa  barang buangan kita tidak merugikan orang lain. “Jikalau bisa ditata, dimanfaatkan dan dibuat menarik, mengapa harus dibuang”. Demikian kata seorang pekerja taman, yang dihari minggu kemarin menjadi guru sehari saya untuk menata halaman.

Tanganmu adalah sumber air dan nafasmu udara segar!

[caption id="attachment_172511" align="aligncenter" width="308" caption="perkakas bonsai dalam bambu"]

13348074901310639429

[/caption]

Bantaeng, 19 April 2012

Tulisan Terkait :Karena Pesona Pohon Kerdil, Karena Plastik Pemicu kangker, Sensasi Sejuk memandikan daun,Menangani Bulan Penuh Sampah, Hoki Dollar Hijau Mengkilap, Pada Tanah Padi Menguning, Bunga Desember Berbunga Januari




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline