Lihat ke Halaman Asli

Andi Harianto

TERVERIFIKASI

Kesederhanaan adalah kekuatan

Karena Pesona Pohon Kerdil

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327893782202855479

[caption id="attachment_158140" align="aligncenter" width="640" caption="Mame Si Bonsai Mini"] [/caption]

Segalah apa yang di bumi, dicipta Tuhan bagi manusia untuk dikelola dan dikembangkan buat kehidupan sebagai manfaat. Keindahan atau pula keunikanpada lekukan cabang, akar yang menjalar serta batang yang seolah tua adalah manfaat bagi jiwa yang gersang, penenang hati saat memandangnya serta decak kagum buat kretifitas penggiatnnya.

Anggapan saya, para penggiat bonsai itu penyiksa tanaman, itu dulu. Keharusan menggunting setiap bakal pucuk yang hendak menanda matahari, adalah tindak sedikit kejam bagiku, demikian pula kegiatan melilitkan kawat ke cabang-cabangnya, seolah seperti cengkraman menyiksa buat pohon yang hendak bertumbuh. Duh, kasian.

Estetika, adalah manfaat buat manusia, demikian kesabaran yang perlu dimiliki para penggiat bonsai juga bagian dari nilai hidup yang penting. Persepsi saya tentang ‘penyiksa’ tanaman berubah saat saya pun mulai memuliakan bonsai. Dari semua tanaman hias yang saya biakkan, bakal bonsai menjadi tanaman paling tersayang.

13278938831423064149

Penggiat bonsai sebenarnya adalah pencinta fanatik. Kerelaan menerobos hutan, memanjat tebing, serta menyusuri tepian sungai untuk mendapatkan bakal bonsai adalah petualangan yang tak biasa. Ular, biawak, nyamuk dan binatang jelek lainnya terkadang jadi pengaget yang memang menakutkan tetapi menyisahkan cerita seru yang kadang lucu juga kadang menyeramkan.

Tanaman yang sejatinya berbatang raksasa tetapi direkayasa menjadi mini ini, indahnya tak bisa nampak sekejap. Para peenggemarnya harus menunggu dalam hitungan tahun. Semakin tua pohon kerdil itu nilai estika serta keunikannya juga semakin tinggi, harganya pun semakin melangit.

Tahukah Anda, bahwa para penggiat bonsai bisa mewariskan tanamannya, bisa jadi si bonsai tersayang umurnya lebih panjang dari pemiliknya.

Jiwa petualang, kreatifitas, kesabaran serta semangat menghijaukan bumi adalah peran para penghobby bonsai yang mulanya dikembangkan di negeri Sakura Jepang ini. Anda akan merasakan kecintaan yang dalam saat bakal yang ditanam sudah mulai menampakkan lekukan uniknya, juga rasa memanjakan yang “terlalu”, saat bakal pohon baru dipindah ke wadah baru. Setiap terbangun dipagi hari, Anda bakal keluar halaman dan menanyakan kabar, apakah nyenyak tidurnya si bonsai semalam.

Sedikit gila memang, tetapi itulah tanaman yang hijau daunnya memang membuat kita jatuh cinta, lekukan batangnya membuat kita rindu segera pulang menyiramnya. Jikalau bonsai adalah jenis yang berbunga seperti pohon Biraeng atau pun berbuah seperti jeruk kingkit, tak bakal kita biarkan orang lain memetiknya. Biarkan ia jatuh sendiri, tidak karena campur tangan para bocah jahil yang tak memahami cinta gila itu.

[caption id="attachment_158143" align="aligncenter" width="640" caption="Beringin Memeluk Cadas "]

13278941671967671279

[/caption]

Ketika Anda berkenan berkunjung ke halaman sempit dan taman jelek saya, tak bakal ditemukan bonsai indah. Kurang lebih tiga tahun lalu saya mulai menggelutinya, belum ada yang benar-benar telah jadi bonsai idaman. Karena kesabaran tak terlalu baik, saya terkadang bosan menanti cabangnya berkembang terharapkan.

Karena juga jiwa seni sungguh jongkok, saya pun sering salah memotong (cutting) daun ataupun menekuk cabangnya dengan kawat. Anda tahu, tak ada bonsai yang mirip, karena itu Ia khas. Terkadang kita ingin membentuk batangnya seperti visi kita, ternyata bakal bonsai tetap bertumbuh sesuai keinginannya. Terkadang kehendak pohon itulah yang membuatnya indah walau tanpa intervensi pemiliknya.

[caption id="attachment_158144" align="alignleft" width="364" caption="Tamarin, Erasa, Dollar dan Barana"]

13278942341662922642

[/caption] Buat Anda yang baik hati, biarkan saya sedikit pamer. Terdapat empat jenis beringin di halaman saya, dua batang jeruk kingkit, tiga pohon tamarin, sebatang adelia, erasa’, kolasa’ danjuga sebatang pohon dollar. Maaf No Sale, karena memang semua bakal bonsai itu sama sekali tak berharga dan juga pemiliknya tak lebih seorang amatir.

Jikalau anda ingin menyumbang oksigen buat bumi tempat kita ini manusia sombong mengangkanginya, bertanamlah! Pohon memberi nafas bagi hidup ini.

Hadirkan tanah gembur, minimal di pot-pot kecil kita sebagai pertanda bahwa kita berkhidmat pada asal darimana kita tercipta.

Polusi semakin parah, lapisan ozon semakin bolong, debu penyakit beterbangan. Biarkanlah daun dari pohon yang kita tanam melindungi kita. Bertanamlah! Tanganmu adalah sumber air dan nafasmu udara segar. Go Green!

Bantaeng, 30 Januari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline