Lihat ke Halaman Asli

Andi Harianto

TERVERIFIKASI

Kesederhanaan adalah kekuatan

Kesatria Taegu Imbang Berbagi Poin dengan Socceroos

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12950094621389288568

[Ulasan Korsel versus Australia di Piala Asia 2011]

Telah diprediksi oleh pengamat sebelumnya, bahwa Australia dan Korea Selatan akan menyajikan pertandingan yang menarik. Kualitas pemain memiliki skill individu yang juga sama baiknya. Australia memiliki Harry Kewell, Timm Cahill dan Scott McDonald. Adapun Korea selatan memiliki pemain senior Ji-Sung Park yang berlaga untuk club Manchester United di Liga Inggris, juga ada Du-Ri Cha yang bermain di Celtic. Pemain muda bertalenta korsel, juga bersinar di Piala Asia 2011 ini. Meraka itu adalahJa-Cheol KOO (21) dan Dong-Won Ji (19).

[caption id="attachment_84782" align="aligncenter" width="640" caption="http://www.goal.com/id-ID/match/45649/australia-vs-korea-selatan/report"][/caption] Stadion Al Gharafa Qatar, menjadi arena bermain kedua tim yang memperlihatkan pertarungan perebutan bola banyak terjadi di lapangan tengah. Formasi yang menempatkan satu striker tunggal di depan, untuk masing-masing tim menjadikan lapangan tengah sebagai wujud supremasi kedua tim. Di babak pertama, permainan imbang. Masing-masing memiliki peluang gol. Hanya saja, Tim Korsel lebih bisa memanfaatkan peluang dimenit ke 24, memanfaatkan serangan balik yang tertuju di kaki pemain berumur 19 tahun, Dong-Won Ji. Striker bernomor punggung 10 ini, tidak egois untuk langsung menemabak ke arah gawang. Umpan tariknya, dimanfaatkan gelandang Ja-Cheol dengan tendangan kerasnya, tipis kearah dalam tiang gawang sebelah kanan. Kiper tim tak mampu menjangkaunya, walau terlihat berusaha melompat seperti kanguru menjangkau bola. Gol Pembuka Ja Cheol ini, menambah tensi permainan. Walau tetap harus diakui Korsel unggul tipis dalam hal peluang dan penguasaan bola di babak pertama. Tim Korsel yang berjuluk Kesatria Taeguk ini, memilih umpan-umpan lambung menuju ke arah Ji Sun Park atau Dong Wong Ji. Sementara Tim Bola Kanguru (Socceroos) Australia, berusaha membobol gawang Sung-Ryong Jung dengan memanfaatkan kemelut di kotak dua belas. Babak pertama berakhir dengan kedudukan 0:1 untuk Korsel. Setelah turun minum, tensi permainan semakin tinggi. Saya mencatat (kalau tidak salah), masing-masing ada tujuh peluang gol untuk kedua tim. Pada peluang ke lima untuk Australia, Tim Cahill memberi umpan angkat menuju Mile Jedinak. Umpan cerdik ini, dimanfaat menjadi gol oleh gelandang Jedinak di menit 66’. Kedudukan menjadi imbang sampai peluit akhir wasit bercambang tipis itu dibunyikan. Dan memang permainan mereka imbang di babak kedua, dari segi penguasaan bola, serta jumlah peluang yang tercipta. Hanya saja Australia lebih beruntung. Gol Jedinak juga mirip dengan gol Ja-Cheol di babak pertama. Mereka juga sama-sama gelandang serang. Kalau kita mau berpikiran aneh, seperti Gurita Paul meramal di piala Dunia Afrika dan ketika Timnas Indonesia diikutkan istiqosah saat menjelang final AFF, maka disini pun akan terlihat aneh. Selain keanehan imbang dengan masing-masing berbagi peluang sama, coba perhatikan angka menit 24’ dan menit 66’. Sama-sama angka 6 kan? He he he. Akh, ini hanya sekadar penerawangan ngawur saya yang mulai mengantuk karena menyaksikan pertandingan di RCTI pada dini hari ini (14/01/11). Menjelang pertandingan berakhir, Tim Negeri Gingseng ini nyaris menggandakan keunggulan dan meraih poin penuh, Sayangnya upaya Ko Sung-Yong menjebol gawang dapat dimentahkan pemain belakang. Nah, Mari kita lihat peluang di group C yang dihuni India, Australia, Korsel dan Bahrain. Australia kini berbagi poin dengan Korsel masing-masing 4 poin. Poin ini didapatkan setelah Australia menggondol India dengan 4 gol tanpa balas dan korsel mengalahkan Bahrain 2:1. Pada laga akhir penyisihan, Korsel akan bertemu India yang belum mengemas satupun poin dan Bahrain akan bertemu Australia. Jika Bahrain menang melawan India, maka kemenangan antara Bahrain vs Australia adalah yang menentukan. Korsel lebih berpeluang untuk ke babak berikutnya, hanya saja ketika menjadi runner up maka tim ini, kemungkinan bertemu Iran yang pada piala Asia 1996 telah mempermalukannya dengan kekalahan 2:6. [caption id="attachment_84837" align="alignright" width="300" caption="Selebrasi Bambang Pamungkas"]

12950323571222602261

[/caption] Gol banyak harus diciptakan Korsel ketika berhadapan dengan India. Minimal 4 gol, sama dengan Australia. Australia pun minimal harus seri melawan Bahrain. Bahrain dalam hal ini tidaklah bisa dianggap enteng, karena ternyata, juga mampu memperkecil ketertinggalannya saat menghadapi Korsel. Melihat beberapa Negara seperti Bahrain, India, Arab Saudi berlaga di AFC 2011. Saya kemudian membandingkan dengan kekuatan Timnas Indonesia. Saya menjadi iri hati dan berharap kisruh LPI vs ISL, semoga tidak berbuah ambruknya kembali prestasi timnas yang dicekoki pencitraan politisi. Bambang Pamungkas dan kawan-kawan, sebenarnya tak kalah hebatnya dengan tim Asia Barat itu. Hanya saja sepak bola Indonesia, kini dipenuhi intrik politik. Laga AFF kemarin, telah mengembalikan kebanggaan ini terhadap Timnas. Sayang, mereka tidak bertarung di AFC, Qatar. Jadilah saya mendukung mantan penjajah Indonesia, Jepang untuk menjuarai piala Asia. Sama halnya ketika saya mendukung tim Oranye ‘kompeni’ Belanda saat world cup Afrika kemarin.

Bantaeng, 15 Januari 2011

Sumber Gambar: Di SINI dan di SINI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline