Matahari tidak pernah memilih kepada siapa dia curahkan sinarnya,bulan tidak pernah memilih kepada siapa dia usapkan kelembutannya, mengapa kita harus memilih memberikan kasih sayang kepada sesama?
(http://cadet737.blog.friendster.com/)
[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Ilustrasi/Admin (http://blogcasa.wordpress.com/)"][/caption]
Evaluasi diri atau muhasabah, adalah pemakna bagi seluruh manusia di dunia menandai hadirnya tahun baru. Beruntunglah kita, Kaisar Roma Julius Caesar memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM dengan kalender Gregorian. Tahun baru Masehi, yang pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM ini, telah meletupkan kembang api harapan, ditiap pergantian tahun Masehi hingga kini.
Dalam mendesain kalender baru Masehi, Julius Caesar juga dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah, Mesir. Iskandariah sendiri, berasal dari nama seorang pemimpin besar, Alexander Agung. Julias Caesar juga telah menetapkan salah satu bulan Masehi dengan namanya sendiri; Juli. Adapun bulan Agustus, berasal dari nama pengganti Julius, yaitu Kaisar Augustus.
Kata ‘Masehi,’ yang dikonotasikan penanda sebuah agama, sering memunculkan perdebatan tak berujung, tak berpangkal. Tidak berujung, karena para pendebat masing-masing ngotot beralasan. Tak berpangkal, karena pendebat itu tidak memahami pangkal bentang sejarah. Bagi sebagian saudaraku se-Muslim, termasuk pada diri saya awalnya, menerjemahkan kata ‘masehi’ itu sebagai penanda agama. Yakni agama saudaraku, umat Kristiani.
Setelah membaca sejarahnya, Awal tahun Masehi memang merujuk kepada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiranNabi IsaAl-Masih,karena itu kalender ini dinamakan MasihiyahatauYesus dari Nazaret. Sistem penanggalan ini, mulai diadopsi diEropa Baratselamaabad ke-8. Dalam simpulanku, Tahun Masehi, adalah penanda lahirnya pemimpin besar, bukan keyakinannya. Artinya, siapapun dari berbagai latar agama biasa merayakannya. Lalu bagaimana dengan tahun Hijriyah? Juga adalah penanda, dari sosok Nabi besar umat Islam, Muhammad SAW.
Dikisahkan, saat Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhan bin Ubaidillah. Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw.
Ketika itu, usul tercerdas yang diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah). Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a., dan ditetapkanlah tahun pertama dalam kalender Islam pada masa hijrahnya Rasulullah saw. Jadilah tahun baru Hijriyah pertama dimulai pada tahun 622 Masehi. (Sumber: Baca di SINI)
Nah, jelaskan? Bahwa tahun baru Masehi maupun Hijriyah, adalah penanda lahir atau penanda aktifitas tokoh panutan yang berpengaruh. Tahun baru Saka yang dirayakan umat Hindu juga berangkat dari nama seorang raja ternama dari India bagian selatan, Saliwahana. Penanggalannya dimulai saat Saliwahana mengalahkan kaum Saka pada tahun 78 M.
Tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari. Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, yaitu tahun Masehi, sama seperti mayoritas negara-negara di dunia. Adapun tahun baru Hijriyah 1432, yang dirayakan umat Islam tahun ini, bertepatan dengan tanggal 7 Desember 2010. Tahun Baru Masehi dan Hijriyah, berbeda 24 hari, tahun ini. Kenapa berbeda, karena penanggalan Hijriyah berdasarkan patokan peredaran bulan (qomariyah), dan kalender Masehi mengacu pada rotasi matahari (syamsiah). Kenapa Indonesia mengadopsi Kalender Gregorian? Saya belum tahu. Ada yang bisa membantu?