Senja yang indah di ufuk barat, berwarna merah dan semburat jingga disertai burung burung yang terbang kembali ke sarang setelah seharian mencari makan.
Aku duduk disini, di atas motor bututku memandangi luasnya lahan persawahan yang ditanami padi sudah mulai menguning dan juga memandangi karya sang Pencipta yang selalu membuat aku kagum atas cipataanNya, namun bukan itu saja, saat ini aku sedang memikirkan sesuatu ehh… seseorang lebih tepatnya, yaa.. dia adalah seorang gadis yang aku lihat waktu acara gathering kampus satu bulan yang lalu sebelum liburan tiba, gadis itu sudah membuat jantung ini bergedup lebih cepat seperti putaran mesin 1000 rpm. Entah apa yang membuatku begitu. Sudah satu bulan lebih aku meninggalkan kampusku untuk berlibur dan liburannya kini hanya tinggal tiga hari.
Malam yang terasa dingin menusuk kulitku,tak biasanya malam ini begitu dingin. Dengan secangkir kopi hitam panas buatan ibuku aku duduk di teras rumah sembari memandangi lingkungan pedesaan yang tenang, damai dan indah. Dalam suasana itu aku teringat seorang gadis, seorang gadis yang sangat cantik, tidak hanya cantik wajahnya tapi juga cantik iman dan perasaannya. Aku tak tahu namanya, memang waktu itu ketika aku hendak berkenalan dengannya setelah acara gathering tiba-tiba seorang laki-laki tua berambut dan berjenggot putih langsung menjemputnya dan membawanya untuk langsung menaiki mobil Toyota camry warna putih. Aku pun tak tahu siapa laki-laki tua berjenggot dan berambut putih itu, mungkin bapaknya atau kakeknya atau pamannya.
Aku masih saja memikirkan gadis itu, sudah kucoba untuk melupakannya tapi masih belum bisa. Bayangan wajahnya masih tersirat jelas didepan mataku. Pulpen dan selembar kertas yang ada di samping kopi hitam panasku kuambil lalu kutulis sebuah puisi untuk menggambarkan rasa cintaku kepadanya
Hati Yang Terbelenggu
Saat rindu menyesak di dada
Terbungkus derita menyayat hati
Aku seperti kehabisan nafas
Habis oksigen karna merindukanmu
Aku takut terbiasa dengan rasa ini
Membuat hati jadi kebal rasa
Aku takut terbiasa dengan rindu ini