Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Bangsa Yang Serakah

Diperbarui: 2 Januari 2025   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jiwa bangsa yang tamak membatu, seperti jiwa individu yang menjadikan emas sebagai tuhannya.  

Sang Diktator kadang-kadang akan bertindak berdasarkan dorongan hati yang mulia dan murah hati.

Membantu yang lemah melawan yang kuat, yang benar melawan yang salah.  

Namun keserakahan komersial pada dasarnya bersifat egois, penuh nafsu, tidak setia, melampaui batas, licik, dingin, tidak bermurah hati, egois, dan penuh perhitungan, dikendalikan oleh pertimbangan kepentingan pribadi saja.  

Tak berperasaan dan tanpa belas kasihan, Sang Diktator pada akhirnya tidak memiliki perasaan kasihan, simpati, atau kehormatan yang membuatnya meruntuhkan semua halangan yang menghalanginya, sebagaimana landasan perdagangannya menghancurkan gelombang-gelombang yang bergemuruh dan tidak akan dihiraukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline