Hendaknya kita beriman kepada keadilan dan hikmah Tuhan yang Maha Kuasa serta pengharapan akan masa depan dan rasa cinta kasih terhadap orang-orang yang sesat.
Tuhan memperlihatkan kepada manusia kehendak-Nya dalam berbagai peristiwa sementara manusia menafsirkannya dengan tergesa-gesa, tidak benar, penuh kesalahan, kelalaian dan salah baca.
Hanya sedikit orang yang memahami bahasa Ilahi.
Yang paling bijaksana, paling tenang, paling mendalam, menguraikan hikmat secara perlahan dan bukan yang paling populer.
Masing-masing pihak percaya atau berpura-pura bahwa merekalah yang memiliki satu-satunya hikmat yang benar.
Masing-masing pihak percaya atau berpura-pura bahwa hanya merekalah yang memiliki cahaya.
Padahal mereka hanyalah kumpulan orang buta yang membidik lurus dengan proyektil yang salah dan menyerang ke segala arah dengan kekerasan yang muncul dari penalaran yang salah tanpa logika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H