"Dengarkan apa yang dikatakan tubuh Anda."
Itu adalah nasihat bagus yang datang dari seorang teman. Tubuh Anda tahu yang terbaik. Dia sering memberi tahu saya, setiap kali saya mengutarakan kekhawatiran saya yang berhubungan dengan kesehatan.
Jika Anda merasa menginginkan sesuatu yang manis seperti sepotong kue atau secangkir es krim, itu artinya darah Anda rendah gula. Jika Anda tiba-tiba ngidam camilan asin, itu artinya Anda kekurangan natrium dan kalium. Anda tiba-tiba merasa mules? Itu hanya tubuh Anda yang menyuruh Anda untuk buang air besar. Jadi sebaiknya Anda pergi ke toilet terdekat. Berikan saja apa yang dibutuhkannya saat ini dan ketidaknyamanan atau rasa sakitnya akan hilang.
D, teman saya itu, meskipun usia kami hampir sama, tapi D, tidak pernah membutuhkan obat-obatan sampai saat ini. Sejauh yang saya tahu, dia tidak pernah menderita penyakit berat. Dia menyukai makanan tetapi dia makan secukupnya saja dan saya tidak pernah melihatnya menyentuh minuman keras.
Namun suatu hari, dia merasakan sakit di dada sebelah kiri namun dia dengan keras kepala tidak mau dibawa ke rumah sakit. Dia lebih khawatir dengan pekerjaannya yang harus dia selesaikan. Akhirnya, dia meninggal karena serangan jantung. Dia baru berusia 50 tahun. Saya kemudian menyadari bahwa meskipun dia sering berbicara tentang pentingnya mendengarkan tubuh, namun dia tidak pernah melakukan apa pun ketika tubuhnya menyuruhnya mencari bantuan.
Baru-baru ini teman saya menjalani tes diagnostik atas permintaan dokter. Dimulai dari pemindaian USG yang menunjukkan adanya benjolan besar di ginjalnya dan karena dokter spesialis jantungnya tidak bisa menjelaskan secara pasti apa itu, dia meminta teman saya untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis ginjal yang kemudian memintanya untuk menjalani CT scan ginjalnya.
Dan selama ini, aku bilang padanya, tidak ada yang salah dengan ginjalmu. Kamu bisa buang air kecil tanpa masalah. Kamu juga tidak demam. Tidak ada darah di urinmu. Tekanan darahmu baik-baik saja. Kreatinmu normal. Jika ada sesuatu yang salah, tubuhmu pasti akan memberi tahumu.
Tapi dia meremehkan nasihat saya, dia lebih suka mendengarkan dokternya. Akhirnya, seperti dugaan saya, hasil CT scan menunjukkan tidak ada penyakit ganas pada ginjalnya.
Kemudian kembali ke dokter jantungnya yang merasa terganggu dengan batuknya yang terus-menerus. Jadi dia meminta teman saya untuk melakukan rontgen paru-parunya.
Hasilnya menunjukkan titik gelap di paru kiri bawah. Pembaca x-ray mencurigai adanya pneumonia. Dokter jantungnya tidak terlalu yakin karena dia tidak demam atau kesulitan bernapas.
Jadi dokter menyuruh teman saya menemui dokter spesialis paru. Dokter paru mengira itu pneumonia tapi juga mencurigai TBC. Jadi dia mengirimnya untuk menjalani CT scan paru-parunya dan pada saat yang sama menginstruksikan dia untuk menjalani serangkaian tes dahak untuk mendeteksi bakteri TBC.