Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Jangan Remehkan Hidung Anda

Diperbarui: 4 Mei 2024   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan indra penciumannya yang tajam, anjing pandai mendeteksi bom, narkoba, serta mengikuti jejak penjahat yang sedang melarikan diri. Bahkan saat pandemi, ada anjing terlatih yang digunakan sebagai pelacak virus Covid-19 pada orang yang terinfeksi. Ada lagi seekor anjing yang membantu pemiliknya mengungkap bahwa dia mengidap kanker payudara dan karena deteksi dini, dia bisa mendapatkan perawatan segera yang menyelamatkan nyawanya.

Menarik bukan?

Sebuah artikel berjudul "Wanita yang Dapat Mencium Parkinson," yang ditulis oleh Alix Spiegel dan diterbitkan secara online menceritakan kisah Joy Milne, seorang mantan perawat Skotlandia yang mengembangkan kemampuan luar biasa untuk mengenali aroma "musky" dari penyakit tersebut. Dia dapat mendeteksi Parkinson bahkan pada orang yang belum menunjukkan gejala-gejala yang terkait dengan penyakit tersebut hanya dengan berada di ruangan bersama sekelompok orang atau dengan mengendus pakaian yang mereka kenakan.

Indera penciuman Joy yang luar biasa membantu para ilmuwan mengidentifikasi senyawa spesifik tertentu yang mungkin berkontribusi terhadap bau yang ia rasakan pada pasien Parkinson. Hal ini juga dapat membantu peneliti medis menemukan cara baru untuk mendiagnosis penyakit lain.

Joy termasuk dalam ras langka yang disebut sebagai "pencium super" yang mungkin secara genetik terprogram untuk membaui lebih baik. Bisakah "kekuatan super" ini dipelajari atau dikembangkan? Mengapa tidak? Ada pula yang melatih diri untuk meningkatkan indra penciumannya, seperti penikmat wine dan ahli parfum. Ada profesional yang kerjanya mengendus ketiak mereka yang dibayar oleh produsen deodoran. Para profesional ini menghabiskan hari mereka dengan mencium hingga 60 ketiak per jam untuk menilai kualitas deodoran.

Penelitian lain menemukan bahwa manusia memiliki sekumpulan saraf yang terhubung secara internal ke hidung kita yang hanya membutuhkan waktu milidetik untuk mengirim pesan ke otak kita jika ada sesuatu yang berbau amis atau tidak beres. Saraf ini tidak hanya merasakan bahaya tetapi juga memberi tahu otak kita tindakan yang harus diambil.

Hidung kita juga bisa mendeteksi kematian yang akan datang. Ketika hewan mati, hewan tersebut mengeluarkan bau menyengat yang tidak sedap. Pakar medis mengatakan bahwa dalam keadaan tertentu, beberapa bau akan dihasilkan sebelum kematian dan mungkin mengindikasikan bahwa seseorang hampir mati. Ada laporan yang terdokumentasi yang mengatakan bahwa beberapa orang mencium bau tertentu ketika orang yang dicintai atau pasien berada di ambang kematian, sementara yang lain tidak mengalami hal yang sama saat berada di hadapan seseorang yang sedang sekarat.

Hal ini menunjukkan bahwa fungsi indera penciuman cukup rumit dan kita baru menyentuh permukaannya saja. Mungkin anugerah biologis yang luar biasa itu sebenarnya memang ada, tetapi seperti juga apa yang disebut mata ketiga, kebanyakan dari kita mengabaikannya atau tidak tahu cara menggunakannya.

Orang-orang seperti Joy Milne dengan kemampuan penciumannya yang super menunjukkan kepada kita bahwa ada kekuatan terpendam yang belum dimanfaatkan tepat di bawah hidung kita. Jika benar, maka hal ini akan membuka potensi kegunaan dan manfaat baru.

Mungkin dalam waktu dekat, kita dapat memiliki cabang spesialisasi medis baru di mana dokter yang terlatih akan mampu mendeteksi penyakit seperti kanker atau penyakit jantung sebelum gejalanya muncul sehingga kita dapat mencegah datangnya penyakit tersebut.

Lantas mengapa kita membatasinya hanya pada mengendus penyakit saja? Mengapa tidak menggunakan hidung untuk mencium gempa yang akan terjadi? Jika hewan bisa mencium bau gas yang dikeluarkan bumi saat akan terjadi gempa bumi, mengapa di masa depan kita tidak memiliki tim khusus ahli geologi yang memiliki kemampuan super untuk mencium gempa bumi atau letusan gunung berapi sebelum terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline