Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Mari Kita Ngobrol Santai

Diperbarui: 4 April 2024   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mendaur ulang pesannya adalah,"Jangan sia-siakan sampah atau barang bekas, berikan tujuan baru, ciptakan penggunaan inventif dari bahan lama yang sama agar terlihat keren dan bergaya tidak seperti sebelumnya."

Menurut sebuah survei, mayoritas generasi muda (59 persen Generasi Z dan 57 persen Milenial) membeli produk daur ulang. Business of Fashion, otoritas digital terkemuka di industri fashion global menyatakan bahwa Gen-Z telah "membantu mempopulerkan daur ulang dan penjualan kembali pakaian bekas yang akan menjadi bisnis senilai $51 miliar pada tahun 2025."

Perkembangan ini sangat menggembirakan dan dunia yang mengalami tantangan iklim harus menyambutnya dengan tangan terbuka.

Mendaur ulang? Saya pikir saya pernah melakukannya dan sekarang masih melakukannya.

Di masa kecil, saya dan teman bermain dengan cerdas mengubah kaleng kosong menjadi "mobil" dengan menggunakan tutup botol sebagai rodanya. Saya bahkan berhasil merangkai "gerbong kereta" dari kaleng tersebut. Memiliki mobil kaleng bekas dengan kualitas terbaik adalah suatu kebanggaan.

Selain kaleng kosong, kami juga mengumpulkan sandal bekas yang dengan cerdas kami ubah menjadi perahu layar khayalan dan mengapung di aliran got atau parit.

Itulah pengalaman pertama saya dengan daur ulang, meskipun dalam bentuknya yang paling primitif.

Jadi apa sebenarnya upcycling itu dan apa manfaatnya?

Mendaur ulang sesuatu berarti memecah barang tersebut kembali ke kondisi aslinya, kemudian memulihkannya dan menggunakannya kembali untuk tujuan yang sama.

Dengan daur ulang, Anda tidak mengembalikan barang yang dibuang ke keadaan semula. Bahan bekas yang "lama" dengan beberapa modifikasi, diubah menjadi produk "baru". Ini adalah produk yang sama tetapi dirancang ulang secara kreatif untuk penggunaan lain. Jadi, sisa-sisa kain yang sudah dibuang dikumpulkan dan diubah menjadi permadani atau tisu kain. Koran bekas dan botol bekas tidak dimusnahkan. Barang-barang tersebut dipoles, didesain ulang dan diberi nilai tambah sebagai tas bergaya atau barang dekoratif atau hadiah yang menarik.

Bukankah itu menggunakan kembali? Ya, tapi bedanya ini ada nilai tambahnya! Nilainya meningkat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline