Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Untuk Sebuah Harapan

Diperbarui: 5 Maret 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak berapa jauh dari tempat tinggal saya terdapat pusat kegiatan komunitas serba guna. Pada hari Selasa dan Kamis pagi, tempat ini menjadi semarak ketika para wanita berusia 50an, 60an, dan 70an datang dengan mengenakan pakaian olah raga dan berkumpul untuk melakukan rutinitas senam pagi.

Saat saya melihat beberapa dari mereka lewat, saya melihat senyum antusias mereka dan mendengar obrolan gembira mereka seolah-olah mereka akan pergi ke acara pesta. Kemudian, sambil menyeka butiran keringat di wajah mereka dan meneguk air dari wadah minum mereka, mereka kembali ke rumah masing-masing. Saya kagum melihat mereka tampak lebih segar dan energik serta obrolan mereka lebih keras dibandingkan satu jam sebelumnya.

Wanita-wanita ini tampaknya tidak kenal lelah dan ceria. Ketika ada kegiatan komunitas, merekalah yang pertama mendaftar atau menjadi sukarelawan.

Saya sering bertanya-tanya, apakah mereka tidak mempunyai masalah kesehatan dan masalah keluarga yang membebani mereka seperti orang lain? Mengapa mereka selalu terlihat bersemangat? Apakah karena persahabatan mereka, perasaan bahagia melakukan sesuatu bersama-sama yang mereka tahu itu baik? Rasa memiliki dan memiliki semangat yang sama?

Ternyata, ada ilmu pengetahuan di baliknya. Sesi berkeringat yang baik seperti senam pagi merangsang pelepasan endorfin yaitu zat kimia saraf yang diproduksi di kelenjar pituitari yang membuat Anda merasa sangat baik. Berolahraga juga memicu produksi serotonin dan norphenylephrine yang menipu otak untuk menimbulkan perasaan senang, bahagia dan sejahtera.

Namun bukan itu saja kabar baik tentang tubuh kita yang luar biasa.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa setiap kali kita menggerakkan otot (di mana pun di tubuh kita), tubuh kita memproduksi dan melepaskan molekul protein berkekuatan tinggi yang disebut "miokin" ke dalam aliran darah kita. Ini masuk ke otak dan menangkal timbulnya suasana hati yang buruk dan depresi. Inilah sebabnya mengapa molekul tersebut diberi label sebagai molekul "harapan". Molekul ini sekarang menjadi topik penelitian BESAR.

Dan untuk lebih membahagiakan hati Anda, "harapan" ada dalam jangkauan semua orang. Berapa pun usia, jenis kelamin dan tingkat kebugaran serta kondisi tubuh Anda, semua otot kita mampu memproduksi molekul "harapan" ini.

Informasi yang disambut baik ini dipublikasikan oleh psikolog Stanford, Kelly McGonigal. Pada tahun 2016, dia menemukan makalah penelitian ilmiah tahun 2016 yang tidak jelas secara online dan melihat para peneliti dengan santai menggunakan istilah molekul "harapan". Dia menjadi terpesona dengan penemuan ini dan pembelajaran lebih lanjut mengarah pada penulisan buku berbasis sainsnya "The Joy of Movement," yang menunjukkan kepada kita bagaimana kita semua bisa menjadi orang yang lebih ceria, tangguh dan tahan depresi dengan selalu aktif.

Bahkan para lansia yang tinggal di rumah pun dapat meningkatkan molekul "harapan" mereka dengan melakukan aktivitas yang tidak selalu bersifat fisik. Saat kita menyanyikan lagu favorit kita sambil berkaraoke, menyebabkan otot mulut dan tenggorokan serta diafragma berkontraksi.

Hal serupa juga terjadi saat kita berpidato atau ngobrol santai dengan seseorang. Aktivitas ringan lainnya mungkin termasuk mendengarkan musik, dipijat, tertawa bersama teman atau menonton acara TV favorit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline