Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Global Gateway Sebagai Saingannya BRI

Diperbarui: 1 Desember 2023   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Uni Eropa resmi meluncurkan proyek barunya berjudul Global Gateway di Brussels.

Banyak organisasi-organisasi kemudian mulai dari McKinsey hingga Bank Pembangunan Asia menyoroti proyek besar ini.

Bank Pembangunan Asia misalnya, melihat adanya kesenjangan investasi infrastruktur sebesar $26 triliun di wilayah Asia pada periode hingga tahun 2030. Sebagai gambaran, bahkan jika Tiongkok menggandakan total investasi BRInya pada periode ini, tetap masih menyisakan kapasitas untuk skema Global Gatewaynya Uni Eropa yang bertujuan untuk memobilisasi hingga 300 miliar ($317 miliar) investasi publik dan swasta di seluruh dunia pada periode 2021 hingga 2027.

Namun terlepas dari fakta-fakta inti ini, sudut pandang utama yang sering digunakan untuk melihat BRI dan Global Gateway adalah geopolitik. Sementara BRI telah mendapatkan liputan media secara besar-besaran selama dekade terakhir, proyek Global Gateway lebih banyak tidak terdeteksi meskipun secara luas dipandang sebagai respons paling signifikan di Eropa terhadap BRI hingga saat ini.

Meskipun Global Gateway memiliki makna politis namun tetap saja bertujuan untuk memobilisasi dana guna membiayai proyek infrastruktur Uni Eropa di luar negeri.

Target 300 miliar ini didasarkan pada sumber daya nasional Uni Eropa yang berasal dari lembaga keuangan dan bank pembangunan dengan harapan bahwa belanja lembaga juga akan membuka modal swasta yang signifikan. Peran sektor swasta diperkuat dalam skema Uni Eropa melalui dewan penasihat bisnis yang mencakup berbagai perusahaan termasuk di sektor energi, transportasi, dan digital.

Secara geografis, proyek ini difokuskan di Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah, Asia-Pasifik dan Afrika. Wilayah sasaran ini secara umum sejalan dengan tujuan Uni Eropa untuk mendiversifikasi rantai pasokannya, mengingat tingginya ketergantungan terhadap beberapa negara utama termasuk Tiongkok.

Meskipun proyek-proyek di Afrika dan Amerika Latin telah mendapat perhatian media yang signifikan, proyek-proyek di Timur Tengah dan Asia-Pasifik mungkin kurang begitu dikenal. Mengingat semakin ketatnya persaingan geopolitik di kawasan ini, Uni Eropa meningkatkan keterlibatan strategisnya di kawasan ini. Meningkatnya pengaruh ekonomi, demografi dan politik di wilayah-wilayah ini menjadikan wilayah-wilayah tersebut sebagai kolaborator utama dalam membentuk tatanan internasional berbasis peraturan dalam mengatasi tantangan-tantangan utama global seperti perubahan iklim.

Proyek potensial di Timur Tengah mencakup skema desalinasi air di Yordania yang akan meningkatkan keamanan air di negara yang semakin terkena dampak pemanasan global. Ada juga proyek digital potensial untuk dunia usaha dan universitas di Mesir dan beberapa negara tetangga yang akan meningkatkan kecepatan internet melalui kabel bawah laut.

Selain contoh-contoh tersebut, area fokus Global Gateway juga mencakup iklim dan energi dengan investasi pada mitigasi dan ketahanan iklim serta energi ramah lingkungan khususnya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Tujuan utamanya adalah membantu mewujudkan ketahanan energi, mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dan memenuhi target perjanjian iklim Paris.

Bidang fokus lainnya adalah kesehatan dengan tujuan memperkuat kapasitasnya di seluruh dunia dengan memprioritaskan pada keamanan rantai pasokan farmasi dan pengembangan manufaktur lokal. Pandemi COVID-19 menunjukkan kelemahan dalam sistem layanan kesehatan dan rapuhnya rantai pasokan farmasi. Hal ini juga menyoroti kesenjangan besar dalam kapasitas manufaktur medis di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline