Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Manusia: Sang Khalifah atau Makhluk Perusak

Diperbarui: 12 November 2023   08:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia mempunyai potensi yang luar biasa dalam dirinya. Kehidupan manusia diberkahi dengan kekuatan yang tak terbatas dan kreatifitas yang luas.  

Kita sebagai manusia telah berevolusi menjadi bentuk yang lebih tinggi dan mampu mencapai hal-hal luar biasa.  Kita hampir dapat mencapai tujuan apa pun. Sejarah telah menyaksikannya. Namun apa yang kita pelajari dari sejarah? Kecuali mengadaptasi lebih banyak metode pemusnahan, lebih banyak metode kebencian.

Kita tidak mengetahui mengapa peradaban besar dihancurkan, mengapa peradaban besar dimusnahkan, mengapa begitu banyak kebencian di antara umat manusia.

Kita semua menyadari bahwa kita mempunyai otak. Otak kita dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, cinta dan benci, perkembangan dan kehancuran dan otak kita dapat memilih jalan yang benar dan tindakan yang benar.

Masalahnya, Mengapa kita tidak mempunyai kapasitas untuk hidup dalam damai? Mengapa tindakan kita saat ini telah menghancurkan dunia yang indah ini.  

Albert Einstein pernah berkata bahwa dunia yang kita ciptakan adalah produk pemikiran kita. Dunia tidak dapat diubah tanpa mengubah pemikiran kita.

Dilema kita adalah kita tiba-tiba menyalahkan orang lain atas segala hal. Namun kenyataannya kita sendirilah yang harus disalahkan karena kita juga bertanggung jawab.

Kita semua mempunyai andil yang sama di dalamnya. Kita semua telah memainkan peran aktif dalam kehancuran dunia ini. Menciptakan perpecahan dan sayangnya kita tidak mendapatkan apa pun dari permainan saling menyalahkan ini kecuali kita telah menciptakan semakin banyak kebencian di antara umat manusia dan kebencian ini tidak akan hilang begitu saja. Pasti akan diteruskan ke generasi mendatang.  

Katakanlah generasi masa lalu kurang maju. Kurang canggih. Lantas kita mengklaim bahwa kita telah berevolusi dan menjadi lebih canggih, lebih maju secara teknologi, lebih beradab, namun jika kita berada di jalur yang sama seperti generasi masa lalu, maka warisan apa yang akan kita tinggalkan untuk masa depan? Semakin banyak kebencian?  Semakin banyak senjata penghancur? Semakin banyak tembok tak kasat mata di antara hati kita?  

Pada titik tertentu, sikap kita saat ini, tindakan kita saat ini akan memulai Perang Dunia III dan lalu siapa yang dapat kita salahkan?

Oscar Wilde mengatakan setiap orang suci mempunyai masa lalu dan setiap pendosa mempunyai masa depan.  Memang ada manusia yang terpengaruh sampai batas tertentu. Mereka lebih memilih kebencian daripada cinta, kejahatan daripada kebaikan dan pola pikir mereka yang merusak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline